TIDAK sedikit orang yang merasa khawatir bahwa bahasa Indonesia akan bernasib suram, terbawa pusaran arus zaman yang makin mengarah pada monolingualisme akibat dampak globalisasi.
Gejala ke arah itu tampak di depan mata. Cara berbahasa Indonesia para penutur muda dipandang tidak karuan, struktur kalimatnya berantakan, dan sudah begitu banyak teracuni kosakata bahasa asing. Apalagi, data hasil ujian kemampuan berbahasa Indonesia para siswa atau mahasiswa sering kali menunjukkan nilai pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia yang tidak lebih baik daripada nilai pelajaran bahasa asing.
Perkembangan sebuah bahasa, lazimnya, akan dimulai dari bentuk paling sederhana yang disebut dengan pijin lalu kreol. Kedua wujud bahasa ini merupakan protolingual yang akan digunakan secara terbatas, baik penuturnya, wilayah penggunaannya, maupun topik pembicaraannya, dengan bentuk-bentuk lingual yang amat sangat sederhana.
Pascakemerdekaan bahasa Indonesia berkembang sangat cepat. Struktur dan kosakata “rasa” bahasa Melayu semakin ditinggalkan dan akhirnya menghilang ketika pemerintah Orde Baru mengampanyekan pengajaran Bahasa Indonesia di seluruh pelosok wilayah Republik Indonesia. Bukan hanya sebatas kampanye, pemerintah bahkan sampai kini menjadikannya sebagai pelajaran wajib mulai jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Sekalipun demikian, pengajaran bahasa Indonesia di era Orde Baru dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk “imperialisme” dan politik bahasa yang paling berhasil di dunia ini. Bahasa Indonesia disambut dengan sukacita sebagai alat pemersatu dan telah mewujud menjadi sebuah kebanggaan baru bagi para penuturnya. Sebab, bahasa Indonesia dianggap bahasa “orang kota”, yakni bahasa yang dipakai di pusat pemerintahan di Jakarta.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
PSSI: Kemenangan Timnas U-22 momentum kebangkitan sepak bola Indonesia - ANTARA NewsAnggota Exco PSSI Arya Sinulingga mengatakan bahwa raihan emas SEA Games 2023 oleh Timnas Indonesia U-22 merupakan momentum kebangkitan sepak bola Indonesia. TimnasU22 Berita selengkapnya:
Baca lebih lajut »
Menggunakan Bahasa Rusia Menyebabkan 'Rasa Sakit' Bagi Sejumlah Warga UkrainaMeski dibesarkan dengan menggunakan bahasa Rusia, sejumlah orang tidak mau lagi menggunakannya
Baca lebih lajut »
Perolehan medali emas kontingen Indonesia di SEA Games 2023 menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.Perjuangan kontingen Indonesia di SEA Games 2023 Phnom Penh resmi ditutup dengan tambahan satu emas dari cabang olahraga sepak bola. Dengan demikian, kontingen Indonesia menempati peringkat ketiga klasemen umum perolehan medali dengan raihan 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu. Peringkat Indonesia tidak mengalami perubahan dibandingkan gelaran SEA Games sebelumnya di Hanoi, Vietnam pada tahun 2021. Namun, kontingen Indonesia berhasil menambah jumlah emas dari sebelumnya 69 medali menjadi 87 medali. Perolehan emas Indonesia pada SEA Games 2023 pun menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Raihan medali emas Indonesia tertinggi sebelumnya didapat pada SEA Games 2019 Filipina, yakni sebanyak 72 medali. Namun, saat itu Indonesia hanya mampu menempati peringkat keempat klasemen umum perolehan medali. Di sisi lain, Indonesia telah lama tidak berhasil menjadi juara umum SEA Games. Terakhir kali Indonesia menjadi juara umum adalah saat menjadi tuan rumah, yakni pada SEA Games 2011 Jakarta dan Palembang, dengan raihan 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu. Patut digarisbawahi bahwa kesuksesan saat itu menjadi juara tidak terlepas dari faktor keuntungan sebagai tuan rumah, yang dapat menentukan cabang olahraga yang akan diperlombakan. Keberhasilan di SEA Games 2011 menjadi satu-satunya catatan juara umum SEA Games di era Reformasi. Selama era Reformasi, capaian tertinggi Indonesia adalah menempati peringkat ketiga, dan yang terburuk ialah peringkat kelima. Sedangkan di era Orde Baru, kontingen Indonesia berhasil sembilan kali menjadi juara umum, dan pencapaian terburuk hanyalah peringkat kedua.
Baca lebih lajut »
Rekam Jejak Perolehan Medali Indonesia di SEA GamesPerjuangan kontingen Indonesia di SEA Games 2023 Phnom Penh resmi ditutup dengan tambahan satu emas dari cabang olahraga sepak bola. Dengan demikian, kontingen Indonesia menempati peringkat ketiga klasemen umum perolehan medali dengan raihan 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu. Peringkat Indonesia tidak mengalami perubahan dibandingkan gelaran SEA Games sebelumnya di Hanoi, Vietnam pada tahun 2021. Namun, kontingen Indonesia berhasil menambah jumlah emas dari sebelumnya 69 medali menjadi 87 medali. Perolehan emas Indonesia pada SEA Games 2023 pun menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Raihan medali emas Indonesia tertinggi sebelumnya didapat pada SEA Games 2019 Filipina, yakni sebanyak 72 medali. Namun, saat itu Indonesia hanya mampu menempati peringkat keempat klasemen umum perolehan medali. Di sisi lain, Indonesia telah lama tidak berhasil menjadi juara umum SEA Games. Terakhir kali Indonesia menjadi juara umum adalah saat menjadi tuan rumah, yakni pada SEA Games 2011 Jakarta dan Palembang, dengan raihan 182 emas, 151 perak, dan 143 perunggu. Patut digarisbawahi bahwa kesuksesan saat itu menjadi juara tidak terlepas dari faktor keuntungan sebagai tuan rumah, yang dapat menentukan cabang olahraga yang akan diperlombakan. Keberhasilan di SEA Games 2011 menjadi satu-satunya catatan juara umum SEA Games di era Reformasi. Selama era Reformasi, capaian tertinggi Indonesia adalah menempati peringkat ketiga, dan yang terburuk ialah peringkat kelima. Sedangkan di era Orde Baru, kontingen Indonesia berhasil sembilan kali menjadi juara umum, dan pencapaian terburuk hanyalah peringkat kedua.
Baca lebih lajut »
Bertemu Gibran di Solo, Prabowo: Saya Mampir, Tidak Enak Kalau Tidak Lapor Mas WaliPrabowo mengaku terkesan dengan kedatangannya kali ini. Pertemuan dengan Gibran diinisiasi oleh Prabowo.
Baca lebih lajut »