KB Kookmin tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua Bank Bukopin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KB Kookmin Bank menyatakan akan menambah modal Bank Bukopin melalui Penawaran Umum Terbatas V yang rencananya dilaksanakan pada akhir semester I Tahun 2020. KB Kookmin Bank saat ini tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua Bank Bukopin dengan kepemilikan saham 22 persen. Bank yang menjadi grup finansial terbesar di Korea Selatan itu menjadi stand by buyer pada Penawaran Umum Terbatas IV Bank Bukopin ditahun 2018.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, proses Rights Issue saat ini telah memasuki proses penelaahan dokumen tahap akhir di regulator sehingga tinggal menunggu pernyataan efektif dari OJK. Dari aksi korporasi ini, perseroan berharap akan memperkuat struktur permodalan untuk bisa menghadapi tantangan dan rencana bisnis ke depan.
Dengan masuknya tambahan modal yang akan segera direalisasikan ini diharapkan bisa optimal untuk mendukung bisnis utama Bank Bukopin yang konsisten mengembangkan segmen UMKM. Per Desember 2019, di antara 21 bank dengan aset terbesar di Tanah Air, Bank Bukopin menempati posisi teratas dalam penyaluran kredit UMKM dengan komposisi sebesar 57,4 persen dari total kredit yang diberikan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Energi Positif Modal Pendidikan Tinggi Hadapi Covid-19 |Republika OnlineBanyak insan pendidikan tinggi yang ikut berpartisipasi menghadapi pandemi Covid-19.
Baca lebih lajut »
Polda Metro Jaya Tambah Personel Antisipasi Takbiran Kelilin |Republika OnlineTakbiran keliling akan menimbulkan kerawanan di tengah situasi PSBB.
Baca lebih lajut »
Pegadaian Catat Pertumbuhan Gadai 15,9 Persen Saat Pandemi |Republika OnlinePertumbuhan gadai tertinggi di Pegadaian terjadi pada Maret hingga April
Baca lebih lajut »
Lima Santri Temboro Asal NTB Reaktif Saat Rapid Test |Republika OnlineDari lima reaktif, dua orang tak dibawa karena orang tua santri melarang karantina
Baca lebih lajut »