Ong mengatakan gelombang infeksi Covid-19 subvarian Arcturus muncul karena didorong campuran sub variant XBB, termasuk XBB.1.5, XBB.1.9 dan XBB.1.16. Campuran virus ini meledak karena adanya infeksi ulang dari individu yang ada di masyarakat. (Ld)
Akan tetapi pasca pelonggaran tersebut diterapkan, angka penyebaran Covid perlahan meningkat. Kendati gelombang saat ini tidak separah tahun lalu.
Namun, Ong menghimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan seperti tinggal menghindari aktivitas di luar rumah serta memakai masker. Hal ini perlu diterapkan lantaran subvarian Arcturus berpotensi menambah beban kerja rumah sakit. "Penilaian kami, minggu ini, jumlahnya mungkin sudah stabil, bahkan mungkin turun, akan tetapi khusus kelompok rentan, seperti lansia berusia 60 tahun ke atas, dihimbau untuk kembali melakukan vaksinasi,” jelas Ong.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Subvarian Arcturus Merebak, Kasus Aktif Covid-19 di Kota Bekasi Tembus 123 OrangSubvarian baru covid-19 Arcturus merebak, angka kasus positif di berbagai daerah kembali meningkat. Di Bekasi, per tanggal 12 April terdapat menambahan mencapai 123 kasus aktif.
Baca lebih lajut »
Ada Arcturus, Kasus Covid-19 di Indonesia Masih Didominsi Omicron BA.4Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan hingga saat ini kasus positif covid-19 di Indonesia masih didominasi oleh subvarian Omicron BA.4 bukan Arcturus.
Baca lebih lajut »
Covid-19, Angka Kematian Akibat Arcturus Terbilang RendahMeskipun Arcturus dan BA.4 memiliki pola penularan yang sama seperti di India, angka kematiannya terbilang rendah.
Baca lebih lajut »
HEADLINE: COVID Arcturus Sudah Masuk di Indonesia, Antisipasi Kemenkes?Temuan kasus COVID Arcturus di Indonesia terjadi bukan barusan, melainkan akhir Maret 2023. Bagaimana kondisi orang yang terinfeksi varian itu?
Baca lebih lajut »
Dinkes DKI: Mata Merah dan Belek Jadi Gejala Baru subvarian Covid-19 ArcturusMata merah disebut menjadi salah satu gejala baru yang ditemukan pada pasien Covid-19 yang terkena subvarian XBB.1.16 atau Arcturus.
Baca lebih lajut »
Ciri-ciri Covid-19 Arcturus pada Pasien di Indonesia, Kemenkes: Batuk dan Demaminas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta membeberkan bahwa batuk dan demam masih menjadi gejala dominan yang paling banyak ditemukan pada pasien COVID-19 di Jakarta, meski sudah ditemukan subvarian XBB.1.16 atau Arcturus.
Baca lebih lajut »