Kartunis editorial, Telnaes, meninggalkan The Washington Post setelah karyanya yang mengkritik pemilik media yang tunduk pada Donald Trump ditolak oleh editor.
The Washington Post , salah satu media paling berpengaruh di Amerika Serikat, menolak kartun yang berisi kritik terhadap pemilik media yang tunduk kepada presiden terpilih Donald Trump . Kartunis , Telnaes, menilai penolakan tersebut sinyal yang mengekang kebebasan pers . Ia mengunggah karyanya di platform Substack, Jumat (3/1/2025). Telnaes mengatakan, karyanya menggambarkan sekelompok eksekutif media AS membungkuk di hadapan Trump sambil memberinya sejumlah uang.
Di antaranya termasuk Jeff Bezos, taipan pendiri Amazon yang sekarang juga memiliki The Washington Post. Telnaes mengatakan, karikatur tersebut ia maksudkan untuk mengkritik para kepala eksekutif media dan miliarder teknologi yang berupaya mendekati Trump menjelang pelantikannya sebagai Presiden AS. Orang-orang berjalan melewati Gedung One Franklin Square, kantor berita ”The Washington Post”, di pusat kota Washington, Amerika Serikat, 21 Februari 2019. Beberapa eksekutif, termasuk Bezos, telah mengunjungi Trump di pesanggrahannya di Mar-a-Lago, Florida. Telnaes menuduh mereka memiliki kontrak yang menguntungkan dengan pemerintah dan berupaya menghilangkan peraturan. Telnaes mengungkapkan, ia belum pernah mengalami penolakan terhadap karya karena pesan yang terkandung di dalamnya.'Sebagai kartunis editorial, tugas saya adalah meminta pertanggungjawaban orang-orang dan lembaga yang berkuasa,” tulis Telnaes dalam unggahannya. Tirani berakhir di ujung pena. Tirani tumbuh subur dalam kegelapan dan ’Washington Post’ hanya menutup mata dan menyerah seperti petinju yang mabuk. ”Untuk pertama kalinya, editor saya mencegah saya melakukan pekerjaan penting itu. Jadi, saya memutuskan untuk meninggalkan. Saya ragu keputusan saya akan menimbulkan kehebohan dan akan dikesampingkan karena saya hanya seorang kartunis. Namun, saya tidak akan berhenti menegakkan kebenaran melalui kartun saya karena seperti kata pepatah, demokrasi mati dalam kegelapan,” ujarnya
Kebebasan Pers Kartunis Kritik Donald Trump The Washington Post
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Mengenali Last Post dan Late Post di Media SosialArtikel ini membahas perbedaan antara 'last post' dan 'latepost' dalam konteks media sosial, serta sejarah dan perkembangan fenomena latepost.
Baca lebih lajut »
Eks Menhan Israel Yoav Gallant Bebas Berjalan di Washington DC AS, Demonstran MeneriakinyaSeorang pengunjuk rasa pro-Palestina berhadapan dengan mantan menteri pertahanan Israel Yoav Gallant di Washington DC Amerika Serikat AS pada Senin 912
Baca lebih lajut »
Eks Menhan Israel Yoav Gallant Berkeliaran di Washington DC, Demonstran MeneriakinyaSeorang pengunjuk rasa pro-Palestina berhadapan dengan mantan menteri pertahanan Israel Yoav Gallant di Washington DC Amerika Serikat AS pada Senin 912
Baca lebih lajut »
Aksi Sinterklas Menyelam untuk Menghibur Pengunjung di Akuarium Seattle, WashingtonPenyelam yang berpakaian seperti sinterklas menyelam untuk menghibur pengunjung di akuarium Seattle, Washington.
Baca lebih lajut »
Eks Diplomat AS: Washington Tak Punya Kebijakan Soal Palestina, Hanya Tunduk kepada Israel!'AS tidak memiliki kebijakan mengenai Palestina. Kami hanya melakukan apa yang Israel ingin kami lakukan.'
Baca lebih lajut »
Black Panther 3: Resmi Dikumumkan dengan Denzel Washington dan Nate MooreBlack Panther 3 resmi diumumkan oleh Marvel Studios. Film ini akan melihat keterlibatan Denzel Washington dan Nate Moore. Fans pun menantikan penampilan Shuri sebagai Black Panther.
Baca lebih lajut »