Kapolri: Hampir 1.000 Personel TNI - Polri Dikerahkan untuk Bebaskan Pilot Susi Air
TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaporkan upaya yang telah dilakukan pihaknya bersama TNI dalam membebaskan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023.
Dia menyebut dalam upaya penegakan hukum pihaknya telah menangkap 57 orang, yang terdiri dari 12 orang KKB, 8 orang kelompok kriminal politik , 31 orang simpatisan, serta enam penyuplai senjata dan amunisi.Menghadapi situasi tersebut, Sigit menyebut bahwa pihaknya telah menyelenggarakan operasi, mulai dari soft approach hingga hard approach. 'Kami melaksanakan Operasi Damai Cartenz 2022 sebagai bentuk kegiatan operasi hard approach atau penegakan hukum,' ucapnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Brigjen JO Sembiring: TNI dan Polri Utamakan Keselamatan Pilot Susi AirDanrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring menegaskan TNI dan Polri mengutamakan keselamatan pilot Susi Air.
Baca lebih lajut »
Brigjen TNI Sembiring : ‘Smart Approach’ Bukan Operasi Militer Guna Membebaskan Pilot Susi Air dari KKBBrigjen Sembiring menegaskan bahwa tidak ada operasi militer yang dilakukan TNI-Polri di Kabupaten Nduga seperti yang dituduhkan oleh Jubir KKB Sebby Sambom.
Baca lebih lajut »
Polri Libatkan 965 Personel Dalam Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air |Republika OnlinePersonel sudah diterjunkan di titik-titik tertentu untuk melaksanakan penindakan.
Baca lebih lajut »
Tim Gabungan TNI-Polri tangkap pelaku pembakaran pesawat Susi AirTim gabungan TNI dan Polri menangkap anggota KKB yang merupakan anak buah Egianus Kogoya, yaitu Yomce Lokbere yang merupakan salah satu pelaku pembakaran pesawat Susi Air.
Baca lebih lajut »
Tim Gabungan TNI dan Polri Tangkap Pelaku Pembakaran Pesawat Susi Air |Republika OnlineYomce Lokbere terlibat dalam sejumlah aksi bersenjata di Kabupaten Nduga.
Baca lebih lajut »