Triliunan efisiensi tersebut diperoleh dari program penghematan biaya Rp20 triliun, penghindaran biaya Rp5 triliun dan tambahan pendapatan sekitar Rp7 triliun.
Pertamina terus melakukan serangkaian inovasi dan terobosan untuk mengoptimalkan biaya. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar BUMN dapat meningkatkan efisiensi. Karena penghematan merupakan cara terbaik untuk dapat mengubah tantangan menjadi prestasi.
Tantangan semakin berat di tahun 2022 dengan adanya dinamika geopolitik yang dipicu konflik Ukraina-Rusia yang mengakibat kenaikan ICP di atas US$100/barrel. Lebih lanjut Heppy menuturkan, pada proses pengadaan minyak mentah dan produk, Pertamina menerapkan optimasi biaya pengadaan Medium Crude melalui aktivitas blending Heavy & Light Crude, Renegosiasi alpha, advance procurement, pembelian distress cargo, co-load delivery, dan extensive delivery date range, dan optimasi portofolio impor LPG . Meski rumit, tapi hasilnya ciamik dengan menekan biaya hingga Rp2,8 triliun.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Bukan Jurus Biasa, Pertamina Ukir Penghematan Fantastik Rp32 Triliun | merdeka.comSelain, berhemat biaya untuk mencetak efisiensi signifikan, Pertamina juga melakukan penghindaran biaya hingga Rp5,1 triliun atau lebih tinggi 10% dari target yang dipatok sebesar Rp4,6 triliun.
Baca lebih lajut »
Sebar Vaksin COVID-19, Holding Farmasi Cetak Laba Rp 1,93 THolding BUMN farmasi mencetak laba bersih Rp 1,93 triliun pada tahun 2021.
Baca lebih lajut »
Bank Mandiri Catat Penjualan SBR011 Capai Rp 1,83 Triliun |Republika OnlineRealisasi penjualan SBR011 lebihi target yaitu sebesar Rp 1,5 triliun
Baca lebih lajut »
Pemkot Cirebon Tawarkan Empat Kawasan Potensial untuk Investor |Republika OnlineRealisasi investasi Pemkot Cirebon tahun lalu mencapai Rp 2,1 triliun.
Baca lebih lajut »
Lolos Pailit, Garuda Indonesia Siap Terbang TinggiTotal ada 501 kreditur dengan total utang mencapai Rp 142,42 triliun.
Baca lebih lajut »