Jurang antara pernyataan dan kenyataan memerlukan kehadiran jurnalisme berkualitas yang keras dalam disiplin pembuktian.
Pengunjung menikmati karya foto jurnalistik dalam Pameran World Press Photo 2022 di Erasmus Huis, Jakarta, Kamis . Jurnalisme yang berkualitas dibutuhkan pada saat ini.RI. Segala hal menyangkut presiden akan menggambarkan dinamika kekuasaan dan kehidupan di ruang publik. Fakta benar dan obyektif, yang menjadi berita media
Kompas tentu perlu punya cara berkomunikasi dengannya, yang berbeda halnya saat menghadapi Presiden Joko Widodo. Perlu kajian apakah karena pesona pribadinya, ataukah gaya kepemimpinan yang unik, media pers memberi tempat istimewa untuk setiap kegiatan Jokowi. Meski, belakangan ini, sejumlah media pers terlihat melakukan penyesuaian dalam menyikapi pribadinya.Terlepas siapa pun sebagai presiden, media pers dituntut beroperasi atas landasan kebenaran obyektif dan faktual, dibarengi sikap kritis dengan rasionalisme.
Banyak berita yang berfokus pada Presiden Jokowi. Pernyataan dari satu pihak dihadapkan dengan pernyataan pihak lain. Akibatnya, ruang publik diisi kebisingan perang pernyataan.
Kompas Pers Fenomena Ashadi Catatan Ombudsman
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menko Hadi dukung terciptanya jurnalisme yang berkualitasMenteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi Tjahjanto memastikan akan mendukung terciptanya produk jurnalisme yang ...
Baca lebih lajut »
Membangun Pendidikan Berkualitas di Era 21Pendidikan berkualitas bisa tercapai jika daya dukung dan proses untuk mencapainya juga berkualitas.
Baca lebih lajut »
Presiden Baru Taiwan Janji Bangun Pemerintahan Stabil Menghadapi ChinaSehari jelang pelantikan, presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te menyampaikan komitmennya untuk mencapai pemerintahan yang stabil dengan mempertahankan status quo dalam
Baca lebih lajut »
Soal Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran, Jokowi Sebut Usul Boleh Tapi Nimbrung Enggak BolehPresiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan keinginan membentuk Klub Presiden untuk mempertemukannya dengan Presiden sebelumnya.
Baca lebih lajut »
Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Jokowi: Bagus, 2 Hari Sekali KetemuPresiden Jokowi merespons baik wacana presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk perkumpulan presiden terdahulu atau presidential club.
Baca lebih lajut »
“The Presidents Club” ala Prabowo, Mungkinkah Terwujud?Klub Presiden membutuhkan kesediaan presiden dan mantan presiden untuk meluruhkan ego demi kepentingan yang lebih besar.
Baca lebih lajut »