Junta militer Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, ogah dianggap telah melakukan kudeta. TempoDunia
TEMPO.CO, Jakarta - . Menurut junta militer Myanmar, apa yang mereka lakukan bukanlah kudeta melainkan upaya untuk mengembalikan negara ke pemerintahan yang sah. Pembelaan mereka, jika apa yang terjadi adalah kudeta, maka tidak akan ada upaya darinya untuk menggelar pemilu baru.
menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah.Merespon kudeta Myanmar, warga melakukan unjuk rasa besar-besaran di berbagai kota. Untuk menekannya, junta militer Myanmar menggunakan langkah keras mulai dari menangkapi aktivis, mematikan internet, hingga menerjunkan polisi huru hara ke lokasi unjuk rasa. Dalam rangkaian peristiwa unjuk rasa itu, satu demonstran tertembak di kepala dan kritis hingga sekarang.