Yuri mengungkapkan, 11 provinsi hari ini memiliki persentase kesembuhan dari COVID-19 lebih dari 75 persen
Liputan6.com, Jakarta Hari ini, kasus sembuh dari COVID-19 di Indonesia mencapai 886. Sehingga secara total menjadi 29.105.
"Angka sembuh secara total memang kita berada pada 45,42 persen rata-rata nasional kita," kata Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dari Graha BNPB, Jakarta pada Minggu .Yuri mengatakan bahwa angka ini masih berada di bawah rata-rata kesembuhan dunia yang hari ini berada di angka 56,71 persen.
"Tetapi jika kita melihat secara keseluruhan, maka ada 11 provinsi sebenarnya yang sudah memiliki angka kesembuhan di atas 75 persen. Artinya memang sudah banyak yang menjadi sembuh," Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini menambahkan. Pada kesempatan tersebut, Yuri tetap meminta masyarakat agar tetap bisa produktif dengan mengubah perilaku yang bisa mencegah penularan COVID-19 mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
2 dari 2 halamanSimak Juga Video Menarik Berikut IniJuru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkapkan penyebab angka kasus sembuh Covid-19 cukup tinggi terjadi di beberapa provinsi Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jubir: Rata-Rata Pasien Covid-19 Indramayu Sembuh 2-3 Pekan |Republika OnlineSatgas Covid-19 Indramayu menyebut kesembuhan pasien karena imunitas tubuh
Baca lebih lajut »
Jubir: Warga meninggal akibat COVID-19 di Papua terus bertambahJuru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Papua dr. Silwanus Sumule mengatakan warga yang meninggal akibat COVID-19 terus bertambah hingga kini tercatat 20 ...
Baca lebih lajut »
Angka Covid-19 di Austin Tinggi, Vanilla Ice Batalkan Konser |Republika OnlineRapper Vanilla Ice tak main-main dengan kasus Covid-19 sehingga batalkan konsernya.
Baca lebih lajut »
Sengkarut Data Covid-19, Angka Kematian Ternyata Lebih dari 13 RibuKekisruhan data terjadi sejak muncul wabah corona pada Maret lalu. Gugus Tugas sempat bekerja dalam kondisi buta akibat minimnya data. Pelacakan terhadap mereka yang berkontak dengan pasien positif pun terhambat. Belakangan terungkap, angka kematian jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data yang diumumkan juru bicara pemerintah untuk penanganan corona.
Baca lebih lajut »