Jokowi mengakui imbauan tak cukup membuat masyarakat taat protokol kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengaku sedang menggodok Instruksi Presiden yang akan mengatur mengenai sanksi dan denda bagi para pelanggar protokol kesehatan. Inpres ini nantinya bisa dijadikan landasan hukum bagi kepala daerah untuk menerbitkan peraturan turunan dalam penerapan sanksi di daerah. Baca Juga Jokowi menyebutkan, masyarakat memang sudah harus dihadapkan pada sanksi dan denda demi bisa menjalankan protokol kesehatan, terutama mengenakan masker dan menjaga jarak.
Namun terkait bagaimana bentuk sanksi dan denda bagi pelanggar protokol kesehatan, presiden menyerahkan kepada kepala daerah. Menurutnya, perlu ada sentuhan kearifan lokal agar sanksi benar-benar efektif dan menimbulkan efek jera.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Disiplin Protokol Kesehatan Masyarakat Rendah, Jokowi Minta Ada Sanksi TegasPresiden Jokowi menyoroti rendahnya kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Karena itu, Jokowi pun meminta adanya sanksi tegas bagi yang melanggar protokol kesehatan. VirusCorona Jokowi
Baca lebih lajut »
Kang Emil Mengadu pada Jokowi soal Sekolah Asrama Milik Negara yang Tak Bisa Diakses PemdaGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Kang Emil ingin menekan penyebaran covid-19 di sekolah asrama milik negara di Jabar. KangEmil
Baca lebih lajut »
Menurut Saleh, Pernyataan Jokowi Tak MeyakinkanSaleh memaknai pernyataan Presiden Jokowi itu sebagai penyemangat, bagi semua, terutama buat tenaga medis. Jokowi
Baca lebih lajut »
Jokowi Harap Tak Ada Gelombang Kedua Corona yang Berimbas ke Ekonomi NegaraJokowi pun berharap kasus positif corona covid-19 bisa dikendalikan. Sehingga tidak menyebabkan gelombang kedua yang mempengaruhi seluruh sektor.
Baca lebih lajut »
Politikus PAN Minta Jokowi Tak Asal Prediksi Puncak CoronaPediksi puncak corona harus diukur berdasarkan laporan ahli epidemi atau secara epidemiologis dan tak bisa hanya berdasarkan hal bersifat sosiologis.
Baca lebih lajut »