Jokowi Soal Pemindahan Ibu Kota Negara: Bukan Jawa Sentris, tapi Indonesia Sentris
PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo menjelaskan pemindahan Ibu Kota Negara baru ke Kalimantan Timur bukan merupakan tindakan Jawa sentris."Kita ingin Indonesia bukan Jawa sentris, tapi Indonesia sentris. Pemindahan Ibu Kota Negara bukan proyek mercusuar, bukan untuk gagah-gagahan," kata Jokowi dikutop dari Antara, Minggu 27 Maret 2022.
Pemindahan IKN ini, dijelaskan Jokowi, merupakan gagasan Presiden Soekarno yang ingin memindahkan ibu kota ke Palangka Raya pada 1957.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gerindra Dukung Jokowi soal Penggunaan Produk Lokal: Instruksi TegasSekretaris Jenderal Partai Gerindra merespons pernyataan Jokowi bahwa APBN tidak boleh dibelanjakan produk luar negeri atau impor, melainkan produk lokal.
Baca lebih lajut »
Jokowi Marah soal Impor, Firli Bahuri: Ada Hubungannya dengan Korupsi Pengadaan Barang dan JasaKetua KPK Firli Bahuri ikut mengomentari kemarahan Presiden Jokowi kepada menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala Lembaga, Kepala Daerah, dan BUMN yang gemar melakukan...
Baca lebih lajut »
Jokowi Geram Soal Impor Barang dan Jasa, Ini Respons Ketua KPK |Republika OnlineFirli mengaku memahami alasan presiden geram terhadap impor barang dan jasa.
Baca lebih lajut »
Dukung Jokowi Soal Produk Dalam Negeri, Gerindra: Itu Komitmen Untuk Menjadi Negara MajuMuzani menilai pendapat Jokowi mesti mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk elite partai politik (parpol).
Baca lebih lajut »
Respons Tokopedia atas Kekesalan Jokowi soal Banyak Produk Impor Dicap Buatan Dalam NegeriE-commerce Tokopedia merespons kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai banyaknya barang impor yang dicap produk dalam
Baca lebih lajut »
6 Tanggapan Berbagai Pihak Soal Teguran Jokowi Mengenai ImporPresiden Joko Widodo atau Jokowi merasa jengkel dan menegur para menterinya karena tingginya belanja barang-barang impor.
Baca lebih lajut »