Menurut Presiden, ekosistem industri pers harus ditata agar terciptanya iklim kompetisi yang lebih seimbang di antara media-media arus utama dengan platform digital asing. Sumber:
PRESIDEN Joko Widodo mendukung regulasi hak cipta jurnalistik atau "publisher rights" segera diterbitkan untuk mendukung penataan ekosistem industri pers Nasional.
Presiden menawarkan tiga opsi mengenai regulasi publisher rights, yaitu dengan merancang Undang-Undang baru, merevisi undang-undang terkait industri media yang sudah ada, atau paling cepat menerbitkan peraturan pemerintah . Dalam dua tahun terakhir, industri pers dinilai mengalami tekanan akibat disrupsi digital. Selain karena pandemi, juga adanya tekanan dari platform media raksasa asing yang berakibat menggerus potensi ekonomi dan pengaruh media arus utama.
Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat Atal Sembiring Depari menyampaikan rancangan regulasi publisher right sudah diserahkan kepada pemerintah sejak Oktober 2021.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Di HPN 2022, Jokowi Dukung Regulasi Hak Cipta Jurnalistik Segera DiterbitkanPresiden Joko Widodo mendukung regulasi hak cipta jurnalistik segera diterbitkan untuk menjadikan industri pers semakin sehat dan kuat.
Baca lebih lajut »
Presiden Jokowi Ternyata Minta Menteri Banyak Bicara di Media, Mahfud: Tapi Bukan KegenitanMenko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan Presiden Jokowi kerap meminta agar para menteri untuk banyak bicara di media. Menko Polhukam Mahfud MD menuturkan, baginya...
Baca lebih lajut »
Hari Pers Nasional, Jokowi Tantang Media Arus Utama Saingi Konten Hanya Mencari Viral | merdeka.com'Munculnya sumber-sumber informasi alternatif, tumbuh suburnya tren informasi yang semata mengejar jumlah klik atau viewers, membanjirnya konten-konten yang hanya mengejar viral.'
Baca lebih lajut »
Hadiri HPN 2022 Secara Virtual, Jokowi Dorong Pers Segera Bertransformasi | Kabar24 - Bisnis.comJokowi menyampaikan bahwa industri pers mengalami tekanan yang besar dalam dua tahun terakhir akibat pandemi, disrupsi digital.
Baca lebih lajut »