Mungkinkah perseteruan cebong versus kampret berakhir sebagaimana diimbau kedua pemimpin itu? Agak sulit menjawab pertanyaan tersebut dalam waktu dekat ini. Opini AdadiKompas ilhamkhoiri
Presiden Joko Widodo bertemu dengan rival politiknya dalam Pemilu Presiden 2019, Prabowo Subianto, di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu .
Jokowi membalas jabat tangan Prabowo sambil tersenyum lebar dan sedikit menundukkan kepala. Para wartawan, sejumlah pejabat, elite partai politik, dan warga pun bertepuk tangan. Sebagian orang sontak meneriakkan pujian,Adegan itu disiarkan sejumlah stasiun televisi, bahkan beberapa membuat tayangan langsung dari tempat. Masyarakat di seluruh Indonesia, yang kebetulan berada di depan layar kaca, bisa menyaksikan adegan yang menyejukkan itu.
Tidak ada lagi yang namanya 01, tidak ada lagi yang namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya cebong, tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila. Seusai jumpa pers di stasiun MRT, kebersamaan masih berlanjut. Jokowi dan Prabowo berjalan kaki menuju pusat perbelanjaan FX Senayan. Keduanya makan siang bersama dengan menu Sate Khas Senayan. Tak jauh dari situ, sejumlah elite politik mendampingi keduanya. Ada Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir, Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo, juga Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Sebagian pendukung militan kubu 02 terang-terangan menolak rencana pertemuan Jokowi dan Prabowo. Mereka bersikukuh dengan klaim bahwa Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memenangi pemilu, bukan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Sebagian lagi menuding, pemilu berlangsung curang dan pemerintah bertanggung jawab atas meninggalnya sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara , penyelenggara pemilu di banyak tempat pemungutan suara .
Harapan tersebut baru benar-benar menjadi kenyataan di Stasiun MRT Lebak Bulus, pekan lalu. Tiga bulan setelah coblosan pilpres, Jokowi dan Prabowo akhirnya bertemu untuk pertama kali. Dua pemimpin itu membuktikan diri sebagai negarawan. Keduanya menekan ego masing-masing, melepaskan kepentingan kelompok, demi mewujudkan kepentingan lebih besar yang diharapkan masyarakat.Pertemuan ini bermakna bahwa pilpres sebagai kompetisi dalam demokrasi sudah kelar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Golkar Telah Ajukan 5 Nama Calon Menteri ke JokowiKetua DPP Partai Golkar Andi Sinulingga mengatakan partainya telah mengajukan lima nama kandidat menteri untuk pemerintahan Presiden Jokowi.
Baca lebih lajut »
Partai Koalisi Jokowi akan Bertemu Bahas Komposisi Kursi MPRPara sekjen dari lima partai pendukung Jokowi-Ma'ruf akan bertemu pada masa reses DPR, untuk membahas komposisi kursi pimpinan MPR dan alat kelengkapan dewan.
Baca lebih lajut »
Rekonsiliasi Jokowi-Prabowo dan Nada Sumbang dari Tanah AbangPertemuan Jokowi-Prabowo dan rencana rekonsiliasi dinilai tak penting. Warga lebih membutuhkan bagaimana pengangguran dientaskan dan harga-harga turun.
Baca lebih lajut »
Syarat Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo dari Amien Rais, Bagi 55:45Amien Rais mempertanyakan langkah Presiden Joko Widodo yang mengajak Prabowo Subianto melakukan rekonsiliasi.
Baca lebih lajut »
Percayalah, Prabowo Pasti Loyal kepada Pak JokowiPrabowo Subianto dan Partai Gerindra diyakini akan loyal pada pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, jika nantinya diberi kursi di kabinet PrabowoSubianto
Baca lebih lajut »