JETP Indonesia: Program Gagal atau Pendanaan Masih Berjalan?

Energi & Iklim Berita

JETP Indonesia: Program Gagal atau Pendanaan Masih Berjalan?
JETPIndonesiaEnergi Terbarukan
  • 📰 tempodotco
  • ⏱ Reading Time:
  • 230 sec. here
  • 11 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 116%
  • Publisher: 63%

Duta Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan bahwa JETP adalah program gagal karena tidak ada pembiayaan yang masuk ke Indonesia. Namun, data menunjukkan bahwa JETP Indonesia telah menerima pendanaan dari berbagai sumber.

Duta Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo menyatakan bahwa Just Energy Transition Partnership ( JETP ) merupakan program yang gagal. Menurutnya, setelah berjalan selama 2 tahun, hingga saat ini belum ada pembiayaan yang masuk ke Indonesia . \Hashim mengungkapkan ini dalam acara CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025, dikutip dari CNBC, Senin, 3 Februari 2025.

'Saya ketemu utusan khusus AS namanya John, JETP itu program gagal, 2 tahun berjalan tidak 1 dolar pun dikucurkan oleh pemerintah AS. Banyak omon-omon ternyata itu, ada klausul US$5 miliar akan dihibahkan apabila dana tersedia, ternyata mohon maaf tidak tersedia,' demikian pernyataan Hashim. \Akibatnya, Hashim menekankan bahwa masyarakat tidak perlu lagi berharap pada pendanaan JETP. Ia berpendapat bahwa salah satu negara yang menginisiasi program ini telah mundur dari perjanjian iklim. \Just Energy Transition Partnership Indonesia (JETP) merupakan platform multilateral yang menyediakan pembiayaan untuk membantu negara berkembang bertransisi ke energi rendah karbon. JETP Indonesia diluncurkan pada 16 November 2022 oleh Pemerintah Indonesia dan International Partners Group (IPG) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, Indonesia. IPG tersebut terdiri dari pemerintah Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Republik Federal Jerman, Republik Perancis, Norwegia, Republik Italia, Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara. Saat ini, IPG dipimpin oleh Jerman, setelah sebelumnya dipimpin oleh Amerika Serikat. \JETP Indonesia menargetkan mobilisasi pendanaan sebesar US$20 miliar selama beberapa tahun ke depan sebagai pembiayaan awal yang mendukung dan mempercepat pemensiunan pembangkit listrik tenaga uap batubara. Komitmen pembiayaan JETP berasal dari sumber-sumber publik dan swasta dalam berbagai jenis dan mekanisme. Terdapat pembiayaan publik sebesar $11,6 miliar dari negara-negara IPG dan setidaknya $10 miliar pembiayaan swasta dari 7 bank-bank dari Glasgow Financial Alliance for Net-Zero (GFANZ). Tempo memeriksa dokumen dan publikasi terkait serta menghubungi sumber yang mengetahui realisasi pendanaan JETP Indonesia. Hasilnya, JETP Indonesia telah mendapatkan pendanaan dalam berbagai skema. Pendanaan yang telah didapatkan JETP Indonesia sebesar US$ 1.1 miliar sebagai hutang lunak, ditambah US$ 225 juta dalam bentuk hibah. Pendanaan tersebut sedang diimplementasikan oleh lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh IPG. \Amerika Serikat telah berjanji untuk memobilisasi US$ 2 miliar, di mana US$ 1 miliar sebagai jaminan sehingga Indonesia bisa meminta pinjaman dari Bank Dunia untuk transisi energi. Untuk jaminan tersebut, Amerika Serikat sudah menandatangani perjanjian dengan Bank Dunia pada 9 November 2024. Dokumen perjanjian antara Amerika Serikat dan Bank Dunia tersebut dapat diakses melalui website World Bank. Melalui perjanjian tersebut, Indonesia sudah bisa memanfaatkan pinjaman yang dijamin oleh Amerika Serikat. Masalahnya, menurut sumber Tempo, bunganya lebih tinggi dibandingkan apabila pemerintah menerbitkan obligasi (bond). Sehingga, hingga saat ini Indonesia belum memanfaatkan pinjaman tersebut untuk mendanai transisi energi. Perjanjian antara AS dan Bank Dunia tersebut tetap berlaku, tidak dibatalkan setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden. \Sementara itu, dana investasi lainnya sebesar US$ 1 miliar tergantung proyek yang diajukan. Saat ini, terdapat satu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang sedang tahap finalisasi perjanjian pinjaman dari lembaga keuangan pembangunan Amerika (US International Development Finance Corporation/DFC) kepada swasta dengan nilai US$ 126 juta. Pendanaan DFC ini tidak terpengaruh di bawah Donald Trump. Pada 22 Mei 2024, DFC mengumumkan investasi untuk proyek geothermal Indonesia tersebut, yang bisa dibaca lebih lanjut melalui website mereka. Selain itu, United States Trade and Development Agency (USTDA) juga memberikan hibah ke beberapa lembaga, termasuk PLN, untuk melaksanakan studi kelayakan proyek. Website USTDA telah mempublikasikan pada 20 Februari 2024, studi kelayakan tersebut untuk memfasilitasi penyebaran jaringan listrik mini energi terbarukan di lima lokasi terpencil di Indonesia dan mengembangkan strategi replikasi untuk menyebarkan teknologi serupa di komunitas terpencil di seluruh Indonesia Timur. Studi kelayakan dilakukan oleh tQ Automation LLC yang berkantor pusat di Texas bekerja sama dengan Laboratorium Energi Terbarukan Nasional Departemen Energi AS di bawah Net Zero World Initiative. \Menurut Direktur Climate Policy Initiative (CPI) Indonesia, Tiza Mafira, JETP tidak gagal karena pendanaan ada dan sebagian sudah mengucur untuk membiayai sejumlah proyek yang terkait dengan energi terbarukan di Indonesia. Amerika Serikat, kata dia, bukan satu-satunya pemberi dana dalam JETP Indonesia. Dari sekitar US$ 20 Miliar dana JETP yang ditargetkan untuk dimobilisasi, Amerika hanya berkontribusi US$ 2 milia

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

tempodotco /  🏆 12. in İD

JETP Indonesia Energi Terbarukan Transisi Energi Pembiayaan Iklim

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Program Gagal! 'Janji Manis' AS Cs ke RI Disebut Cuma Omon-OmonProgram Gagal! 'Janji Manis' AS Cs ke RI Disebut Cuma Omon-OmonProgram JETP dari pemerintah AS Cs senilai US$ 20 miliar disebut program gagal
Baca lebih lajut »

Hashim sebut JETP program gagal, satu dolar pun tak ada dikucurkanHashim sebut JETP program gagal, satu dolar pun tak ada dikucurkanUtusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo menyatakan bahwa Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan program yang gagal, ...
Baca lebih lajut »

JETP Dikategorikan Gagal, Indonesia Tak Terima PembiayaanJETP Dikategorikan Gagal, Indonesia Tak Terima PembiayaanUtusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, menyatakan bahwa Just Energy Transition Partnership (JETP) merupakan program gagal karena setelah 2 tahun berjalan, tidak ada pembiayaan yang masuk ke Indonesia. Meskipun negara-negara maju seperti AS dan UK menjanjikan pendanaan, kendala seperti bunga yang ditawarkan Bank Dunia dan penarikan AS dari Perjanjian Iklim Paris mengancam kelanjutan program ini.
Baca lebih lajut »

Utusan Presiden: JETP Gagal, AS Tak Kasih Satu DolarUtusan Presiden: JETP Gagal, AS Tak Kasih Satu DolarUtusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo menyatakan JETP (Just Energy Transition Partnership) adalah program yang gagal karena Amerika Serikat tidak memberikan satu dolar pun pendanaan selama dua tahun. Pernyataan ini disampaikan dalam acara “ESG Sustainable Forum 2025”. JETP merupakan kemitraan global untuk mempercepat transisi energi yang adil, dengan target mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Hashim yakin hibah dari Amerika Serikat melalui JETP akan dihapus oleh Presiden Donald Trump karena AS keluar dari Perjanjian Iklim Paris.
Baca lebih lajut »

Hashim Klaim JETP Gagal, IESR: Pendanaan Tak Berbentuk Bantuan TunaiHashim Klaim JETP Gagal, IESR: Pendanaan Tak Berbentuk Bantuan TunaiJETP bertujuan percepat transisi energi di sektor kelistrikan, meningkatkan bauran energi terbarukan, serta menekan emisi karbon
Baca lebih lajut »

Kejutan di Daihatsu Indonesia Masters 2025: Ganda Putra Indonesia Gagal Menunjukan KeunggulanKejutan di Daihatsu Indonesia Masters 2025: Ganda Putra Indonesia Gagal Menunjukan KeunggulanPara pemain muda ganda putra Indonesia gagal menunjukkan keunggulan di hari pertama Daihatsu Indonesia Masters 2025. Satu per satu mereka tersingkir di babak 32 besar. Fajar/Rian berhasil meraih kemenangan dalam laga yang sulit, namun target juara di depan publik Istora Senayan masih menjadi tantangan.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-12 21:33:08