Jejak Peradaban Manusia Purba di Situs Manusia Purba Sangiran

Sejarah Berita

Jejak Peradaban Manusia Purba di Situs Manusia Purba Sangiran
Manusia PurbaSangiranSitus Manusia Purba
  • 📰 mediaindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 230 sec. here
  • 10 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 112%
  • Publisher: 92%

Situs Manusia Purba Sangiran di Jawa Tengah menyimpan jejak peradaban manusia purba yang berusia jutaan tahun. Situs ini memiliki lima klaster yang menampilkan berbagai fosil, artefak, dan bukti evolusi manusia, fauna, dan budaya.

Tur Toer Tualang yang berlangsung 22 Januari-6 Februari, atau hingga tepat hari lahir Pram, digelar di 15 kota di Jawa Timur dengan cara gotong royong oleh berbagai komunitas baca.

Situs Manusia Purba Sangiran (Homeland of Java Man) yang terletak di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah menyimpan sejuta cerita mengenai jejak peradaban manusia di masa awal sejarah yang terlihat dari berbagai bukti arkeologi yang ditemukan di kawasan yang memiliki lima klaster yakni Bukuran, Krikilan, Manyarejo, Ngebung, dan Dayu ini. Kawasan Sangiran yang merupakan pusat awal sejarah peradaban manusia memiliki urutan geologi yang sangat signifikan dari Pliosen atas hingga akhir Pleistosen Tengah dengan menggambarkan evolusi manusia, fauna, dan budaya dalam 2,4 juta tahun terakhir. Situs ini juga menghasilkan lantai hunian arkeologi penting yang berasal dari Pleistosen Bawah sekitar 1,2 juta tahun yang lalu. “Berbagai temuan di kawasan ini seperti Sangiran 17 atau S17, yang merupakan temuan Homo erectus terlengkap di Asia Tenggara, serta ratusan temuan Homo erectus lainnya yang berasal dari setidaknya 1,5 juta tahun yang lalu menunjukkan betapa tuanya peradaban manusia di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam evolusi manusia yang merupakan bagian kompleks dalam sejarah peradaban dunia,” ungkapKlaster Bukuran yang merupakan situs pertama di antara lima Situs Manusia Purba Sangiran merupakan titik temuan sebagian besar manusia purba jenis Homo erectus. Klaster Bukuran menampilkan fosil-fosil yang bukan hanya berasal dari Sangiran tapi dari berbagai situs paleoantropologi di seluruh dunia. Situs ini juga menampilkan narasi audio visual yg menggambarkan kehidupan flora dan fauna purba serta diorama rekonstruksi 3 tipe Homo erectus, yaitu Arkaik, Tipik, dan Progresif, yang pernah hidup di Jawa. Klaster Krikilan yang merupakan titik kedua di Situs Manusia Purba Sangiran menampilkan temuan seperti rekonstruksi Homo erectus dari fosil Sangiran 17, tengkorak Homo erectus paling lengkap di Asia, dan juga fosil fauna purba, artefak, dan lapisan tanah tua Sangiran. Di sini juga terdapat diorama yg menampilkan fosil hewan-hewan purba seperti gajah (Mastodon, Stegodon, dan Elephas), kerbau, banteng, rusa, dan kuda sungai. Selain itu, juga terdapat Museum Lapangan Manyarejo yang menjadi contoh kolaborasi antara pengetahuan ilmiah dan tradisi lokal tentang penggalian dalam mencari. Titik ini juga menyimpan berbagai fragmen tulang rusuk dan panggul gajah dan tengkorak banteng yang menunjukkan jejak binatang purba di kawasan ini. Klaster Ngebung, yang merupakan titik keempat Museum Manusia Purba Sangiran menampilkan berbagai artefak budaya serta fosil binatang, artefak, dari Pleistosen Bawah hingga tengah yang merepresentasikan budaya manusia purba di situs Sangiran. Sementara itu, berbeda dengan keempat klaster lainnya, Museum Dayu yang merupakan titik kelima dari kawasan Situs Manusia Purba Sangiran yang terletak di Karanganyar, menggambarkan secara berurutan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa, pengangkatan daratan dan material erupsi gunung api purba, hingga menjadi daratan, yg meliputi lima lapisan, secara berurutan dari yg tertua yaitu formasi kalibeng, formasi pucangan, formasi grenzbenk, formasi kabuh, dan formasi notopuro. “Berbagai tinggalan yang ditemukan di lima titik di wilayah Situs Manusia Purba Sangiran ini menunjukkan betapa nenek moyang kita memiliki kontribusi besar dalam peradaban manusia di dunia dan tentunya hal ini menjadi sumber pengetahuan penting mengenai evolusi manusia, fauna, kebudayaan, dan lingkungan,” tambah Fadli Zon. ”Sangat menarik menelusuri lorong waktu jejak peradaban awal sejarah peradaban manusia di Sangiran. Melalui jelajah museum, kita mampu menggali berbagai kisah masa lampau yg tidak hanya bermanfaat bagi literasi namun juga memperkuat bukti ilmiah bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua di dunia yang patut menjadi laboratorium alam yang sangat lengkap dan saya rasa sangat langka untuk ditemukan di Asia, bahkan dunia,” sambungnya. Sangiran yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 5 Desember 1996 menjadi lokasi ditemukannya lebih dari 50% temuan Homo erectus dunia, dan berbagai temuan fosil manusia purba lainnya seperti Meganthropus paleojavanicus. ”Pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan berupaya untuk memperkuat literasi sejarah, khususnya terkait narasi mengenai Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban tertua di dunia bagi masyarakat umum dan generasi muda yang tentu saja hal ini sangat penting bukan hanya sebagai upaya menambah pengetahuan, namun juga menanamkan rasa cinta dan bangga atas peradaban bangsa Indonesia yang besar,” tutup Fadli Zon.(H-2

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

mediaindonesia /  🏆 2. in İD

Manusia Purba Sangiran Situs Manusia Purba Evolusi Manusia Warisan Budaya Dunia

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Penemuan Jejak Kaki Homo Sapiens Berusia 115.000 Tahun di Arab Saudi Ungkap Jalur Migrasi Manusia PurbaPenemuan Jejak Kaki Homo Sapiens Berusia 115.000 Tahun di Arab Saudi Ungkap Jalur Migrasi Manusia PurbaPenemuan jejak kaki manusia purba yang diperkirakan berusia 115000 tahun di Gurun Nefud Arab Saudi menambah bukti penting terkait migrasi Homo sapiens dari Afrika ke Asia
Baca lebih lajut »

Arkeolog Tak Sengaja Temukan Jejak Kaki Tertua di Jazirah Arab, Milik Manusia Purba?Arkeolog Tak Sengaja Temukan Jejak Kaki Tertua di Jazirah Arab, Milik Manusia Purba?Para arkeolog menemukan jejak manusia tertua di Jazirah Arab. Jejak-jejak ini diperkirakan usianya sekitar 115 ribu tahun lalu.
Baca lebih lajut »

Ciri-Ciri Manusia Purba di IndonesiaCiri-Ciri Manusia Purba di IndonesiaCiri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia.
Baca lebih lajut »

Perbedaan Kapak Perimbas dan Kapak Genggam: Peninggalan Zaman Batu yang Menyingkap Kehidupan Manusia PurbaPerbedaan Kapak Perimbas dan Kapak Genggam: Peninggalan Zaman Batu yang Menyingkap Kehidupan Manusia PurbaTemukan perbedaan kapak perimbas dan kapak genggam, dua alat batu penting peninggalan zaman prasejarah. Pelajari fungsi, ciri khas, dan sejarahnya.
Baca lebih lajut »

Mengenal Keragaman Spesies Manusia PurbaMengenal Keragaman Spesies Manusia PurbaArtikel ini membahas tentang keragaman spesies manusia purba yang telah menghilang dan bagaimana para ilmuwan berusaha untuk menentukan jumlahnya. Diskusi meliputi tantangan dalam mendefinisikan spesies, berbagai metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan spesies, dan bukti DNA yang mengubah pemahaman kita tentang hubungan antara manusia modern dan spesies purba lainnya.
Baca lebih lajut »

Fungsi Kapak Perimbas dan Cirinya, Alat Penting Manusia Purba di Zaman PaleolitikumFungsi Kapak Perimbas dan Cirinya, Alat Penting Manusia Purba di Zaman PaleolitikumKapak perimbas adalah alat batu penting di zaman prasejarah. Pelajari fungsi, ciri, dan penemuan kapak perimbas dalam artikel lengkap ini.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-15 02:04:53