Jakob Oetama, ”Berdialoglah dengan Sejarah”

Indonesia Berita Berita

Jakob Oetama, ”Berdialoglah dengan Sejarah”
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 hariankompas
  • ⏱ Reading Time:
  • 111 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 48%
  • Publisher: 70%

Jakob Oetama: Pancasila harus dipahami dan dihayati dari pergulatan sejarah, menggali dari Bumi Pertiwi, serta menggali secara kritis-reflektif dari faham dan visi bangsa lain. ArsipKompas AdadiKompas HariLahirPancasila

edisi 1 Juni 2001, yang juga edisi khusus memperingati 100 Tahun Bung Karno. Kami terbitkan kembali dalam rubrik Arsip Kompas.id karena pesan tulisan masih relevan untuk situasi dan kondisi Tanah Air saat ini. Penting, berdialog dengan sejarah.Mural Soekarno di lorong Jalan Pintu Besar Selatan, Pinangsia, Jakarta Barat, ,Rabu .Setiap tanggal 17 Agustus, peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno pidato. Pidatonya yang terakhir tanggal 17 Agustus 1966.

Periode 1966 sampai 1998 bukannya tanpa prestasi, tetapi jika ada kelemahannya, kelemahan periode itu ialah terapungnya bangsa Indonesia seakan-akan mengambang tanpa sosok landasan, tanpa ideologi dan visi yang berakar pada sejarah. Segala sesuatu seakan-akan kosong, jika berisi, isinya adalah semata-mata faham dan praktik pragmatisme.

Itulah di antaranya makna momentum yang dicetuskan oleh 100 tahun usia Bung Karno. Suatu momentum yang membangkitkan kesadaran dan kemauan kita untuk berdialog dengan sejarah. Belajar sejarah, mendalami dan menarik pengalaman dan pelajarannya. Menjadi lebih bijak sebagai bangsa karena tidak membebek begitu saja, melainkan belajar sejarah secara mendalam dan secara kritis.

Kepribadian dan karakter mereka sungguh menonjol dan merupakan pembawa obor bagi pergerakan dan perjuangan bangsanya. Pencarian, penggalian, dan pergulatan bukan sebatas penjiplakan dan peniruan. Sosok bangsa dan negara Indonesia semacam itulah yang meskipun masuk kategori negara miskin, negara terbelakang teknologi dan ilmunya, masuk kategori negara berkembang, tetpi dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Sanggup menyampaikan pesan To Build the World Anew, yang gaungnya bersambut di banyak negara.

Menyadap ide demokrasi relatif mudah. Membangun masyarakat yang membuat demokrasi terlaksana memerlukan pekerjaan dan upaya-upaya besar. Inilah yang perlu kita warisi apinya. Mereka para Founding Fathers mati-matian dengan penuh pengorbanan membangun bangsa dan negara, membebaskan dari belenggu kolonial. Generasi sekarang harus pula mati-matian membebaskan rakyat dari kemiskinan, keterbelakangan. Pendidikan dan pencerahan, itulah pekerjaan besar yang menanti.

Dalam konteks itu sedang berlangsung arus balik mencari keseimbangan baru di beberapa negara, termasuk Indonesia. Dari sentralisme ke otonomi, dari pertumbuhan ekonomi ke keadilan sosial serta kesejahteraan seluruh rakyat, dari pembangunan masyarakat bangsa dan negara dengan segala fondasi serta perangkat dan atribut-atributnya ke otonomi. Otonomi politik, sosial, ekonomi dan kultural.Mural proklamator Bung Karno menghiasi dinding perkampungan di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Minggu .

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

hariankompas /  🏆 8. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

China dan Covid-19 Dibahas Pemimpin Australia-Selandia BaruChina dan Covid-19 Dibahas Pemimpin Australia-Selandia BaruPM Australia Scott Morrison bertemu PM Selandia Baru Jacinda Ardern. Mereka membahas relasi kedua negara dengan China serta rencana pembukaan kembali perbatasan kedua negara pascapandemi Covid-19. Internasional AdadiKompas bendkoest
Baca lebih lajut »

Pos Budaya Umbu LanduPos Budaya Umbu LanduUmbu Landu punya cara yang unik untuk mendidik para penyair. Ia mengibaratkan halaman sastra yang diasuhnya seperti lapangan sepak bola. Seni Hiburan AdadiKompas fajar_arcana
Baca lebih lajut »

”A Quiet Place Part II”, Ancaman Monster dari Balik Kesunyian”A Quiet Place Part II”, Ancaman Monster dari Balik KesunyianFilm tentang perjuangan manusia bertahan hidup dari kepunahan pasca-”kiamat” selalu menginspirasi dan menarik disimak. Apalagi, jika cerita itu diwarnai keberadaan monster alien, yang menghadirkan kegerian tersediri.
Baca lebih lajut »

Seringai ”El Diablo” di MugelloSeringai ”El Diablo” di MugelloSesuai julukkannya “El Diablo” Pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo menjadi “Iblis” yang menunjukan taringnya saat meraih pole sekaligus mencetak rekor baru waktu putaran tercepat di Mugello. Olahraga MotoGP AdadiKompas
Baca lebih lajut »

Kali Ini Federer dan Serena ”Terpinggirkan”Kali Ini Federer dan Serena ”Terpinggirkan”Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, Serena Williams dan Roger Federer tidak diunggulkan sebagai juara Perancis Terbuka. Selain faktor umur, rekor keduanya di lapangan tanah liat memang tidak mengesankan. Olahraga AdadiKompas
Baca lebih lajut »

”Quo Vadis” Bank Tanah”Quo Vadis” Bank TanahIdealnya, BT ditempatkan sebagai badan yang bisa mempercepat pelaksanaan reforma agraria dalam kerangka ekonomi berkeadilan guna menjamin terciptanya lapangan kerja dan penghidupan yang layak.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-23 21:35:05