EKONOM dari Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira menyatakan pemerintah harus menyiapkan serangkaian strategi untuk menekan impor migas agar tidak memperburuk neraca per
dagangan Indonesia yang sudah surplus. Salah satunya ialah dengan memperbaiki insentif dalam berinvestasi di sektor migas.
Selain jumlah cadangan gas terbilang masih sangat besar, penggunaan gas tidak menyumbang defisit migas. Senin lalu, Badan Pusat Statistik mencatat adanya surplus pada neraca perdagangan Mei 2019 sebesar US$0,21 miliar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
MK Imbau Semua Pihak Jaga Kedamaian saat Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2019 : Okezone NewsFajar Laksono meminta kepada semua pihak untuk menjaga kedamaian saat pembacaan putusan sengketa Pilpres 2019 - Pilpres - Okezone News
Baca lebih lajut »
Neraca Dagang Mei Surplus Tipis USD0,21 MiliarBadan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, neraca perdagangan untuk periode Mei 2019 mengalami surplus sebesar USD0,21 miliar...
Baca lebih lajut »
Neraca Dagang Mei Surplus US$ 210 JutaSecara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Mei 2019 mencapai US$ 68,46 miliar atau menurun 8,61 persen.
Baca lebih lajut »
Sinyal pelemahan di balik surplus neraca dagangDi tengah tren positif neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus Rp2,96 triliun, sejumlah ekonom justru melihat adanya potensi pelemahan ekonomi. Apa pemicunya?
Baca lebih lajut »
Produksi Migas Terus MenurunEksplorasi untuk menemukan cadangan menjadi kunci peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di tanah air. produksimigas
Baca lebih lajut »
Revisi Pengembangan Blok Masela Bukti Investasi Migas Tak MeredupTahapan pembahasan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development atau POD) LNG Abadi Blok Masela membuktikan jika investasi...
Baca lebih lajut »