Salah satu uang kuno yang cukup ramai belakangan ini adalah uang kertas Rp 100 bergambar kapal pinisi.
Uang ini merupakan cetakan tahun 1992 yang telah dicabut peredarannya oleh Bank Indonesia sejak 2006, dan sempat menjadi alat transaksi selama 14 tahun.
Ramai beredar berbagai isu mengenai pecahan uang kuno Rp 100 ini, seperti berapa harga asli pasarannya dan kenapa banyak orang yang melirik.atau jadul Anton Max mengatakan alasan mengapa uang kuno pinisi menjadi ramai dan banyak diburu adalah karena harganya masih relatif terjangkau dibandingkan uang kuno lainnya.
"Satu gepok 100 lembar biasanya ada di harga 150 ribu, sehingga perlembarnya Rp 1.500. Namun bila dijual perlembar range harganya bisa berkisar di harga Rp 1.500 - 5.000" ujarnya. Kepala Grup Kebijakan Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Eva Aderia sempat mengatakan bahwa uang pecahan Rp 100 tersebut cukup unik dibandingkan kebanyakan uang lainnya yang biasanya bergambar tokoh pahlawan."Untuk kapal pinisi merupakan gambaran dari kehebatan nenek moyang Bangsa Indonesia yang telah mengarungi 7 samudera yang perlu diketahui dan diingat oleh seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Di tahun yang sama pada 1992, BI juga menerbitkan beberapa uang dengan seri kebudayaan. Selain uang Rp 100 bergambar kapal pinisi ada juga uang kertas Rp 1000 bergambar seorang pria lompat batu yang merupakan tradisi asal Pulau Nias, dan uang kertas pecahan Rp 5.000 bergambar alat musik Sasando Rote.tersebut telah dicabut masa edarnya dan sudah tidak berlaku lagi sebagai alat transaksi atau pembayaran hingga saat ini.