IPO ini meningkatkan valuasi pengembang vaksin corona ini sekitar 2,8 miliar dolar AS
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Perusahaan bioteknologi Jerman Curevac BV mengumpulkan 213 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,152 triliun dalam penawaran umum perdana di New York pada Kamis . Ini menjadi debut pasar saham pertama dari perusahaan yang mengembangkan vaksin untuk memerangi virus corona tersebut.
Saat ini, Curevac sedang meneliti untuk menggunakan messenger RNA dalam mengobati beberapa jenis penyakit, termasuk virus corona. Ini menadi pendekatan eksperimental yang juga sudah diadopsi oleh sejumlah perusahaan sejenis seperti Moderna dan BIoNTech SE. Pada Juni, pemerintah Jerman mengambil 23 persen saham di Curevac senilai 343 jtua dolar AS. Langkah tersebut menggambarkan keyakinan pemerintah bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai strategis yang penting untuk kepentingan nasional. Pada Juli, GlaxoSmithKline dan Otoritas Investasi Qatar juga membeli saham di Curevac.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pemerintah Siapkan Pendanaan Vaksin Rp 5 Triliun Tahun Ini |Republika OnlineSaat ini Bio Farma dan Sinovac Biotech tengah melakukan uji klinis fase ketiga.
Baca lebih lajut »
Menkes Jerman Skeptis dengan Vaksin Covid Rusia |Republika OnlineSpahn menilai penting melakukan uji vaksin dengan benar agar dapat kepercayaan publik
Baca lebih lajut »
Jerman: Vaksin Covid-19 akan Tersedia Beberapa Bulan Lagi |Republika OnlineJumlah pasien Covid-19 di Jerman terus naik
Baca lebih lajut »
BTN: KPR Subsidi Pendorong Kredit Terbesar Rp 107,34 Triliun |Republika OnlineBTN mencatatkan kinerja positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan.
Baca lebih lajut »
Iklan Vaksin Covid-19 Rp 1 Juta per Dosis Marak di China |Republika OnlineSinovac membantah memproduksi vaksin Covid-19 yang ramai diiklankan di China
Baca lebih lajut »
BRI Catat Pertumbuhan Bisnis Wealth Rp 129,78 Triliun |Republika OnlineBisnis WM BRI rumbuh signifikan karena nasabah mengatur ulang perencanaan keuangannya
Baca lebih lajut »