Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut banyak 'kebohongan' dalam pemberitaan invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mencerca apa yang disebutnya sebagai penggambaran 'miring' oleh media tentang invasi Rusia ke Ukraina. Pernyataan Putin itu dilontarkan seiring berita kemunduran progres invasi Rusia ke Ukraina.
"Hidup lebih sulit dan beraneka daripada yang ditunjukkan di layar TV atau bahkan internet. Di situ ada banyak kepalsuan, kelicikan, dan kebohongan," kata Putin dikutipPertemuan Putin dengan para ibu itu digelar di tengah ketidakjelasan mengenai kelanjutan mobilisasi. Kremlin belum memutuskan apakah akan melanjutkan mobilisasi seiring kemerosotan progres di medan tempur belakangan ini, termasuk terdepaknya pasukan Rusia dari Kherson dan Kharkiv.
Olga Tsukanova dari Dewan Ibu dan Istri, gerakan yang dibuat keluarga personel yang dimobilisasi, menyebut Kremlin mengabaikan permintaan dari pihaknya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tak Ingin Kalah dari Ukraina, Vladimir Putin Dikabarkan Tuntut Mobilisasi Besar-besaran - Pikiran Rakyat DepokPresiden Rusia, Vladimir Putin, dikabarkan menuntut mobilisasi besar-besaran di Rusia agar tak kalah dari Ukraina.
Baca lebih lajut »
Kesaksian Warga Moskow, Sudah Lelah dengan Aksi PutinSituasi di Rusia tak lagi sama pascaoperasi militer Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Baca lebih lajut »
Putin Kembali Mengancam: Berani Batasi Harga Minyak Rusia, Siap-Siap Terima AkibatnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Barat untuk tidak memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia.
Baca lebih lajut »
Perang Rusia Vs Ukraina: 6 Juta Penduduk Ukraina Hidup Tanpa ListrikUkraina mulai memulihkan jaringan listrik secara bertahap pada Jumat (15/11/2022). Sebanyak 6 juta penduduk masih hidup tanpa listrik.
Baca lebih lajut »
Putin Sibuk Menginvasi Ukraina, Rusia Terancam Dihajar Gelombang Baru Covid-19Sub-varian virus corona Omicron, BQ.1.1 Cerberus yang lebih menular dibanding varian sebelumnya berpotensi menciptakan gelombang baru COVID-19 di Rusia
Baca lebih lajut »