Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan perwakilan pekerja di Blok Rokan yang kini dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Istana Merdeka, Jakarta.
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo bertemu dengan perwakilan pekerja PT Pertamina Hulu Rokan di Istana Merdeka, Jakarta. Hal ini setelah Blok Rokan resmi dikelola oleh Pertamina.
Dia menyampaikan bahwa proses transisi yang berlangsung antara PT Chevron Pacific Indonesia dengan PT PHR yang puncaknya pada tanggal 9 Agustus 2021 lalu berlangsungdengan lancar. "Status pegawai diterima semua oleh Pertamina sebagai pegawai penuh. Terima kasih untuk itu," katanya. Sejarah eksplorasi tambang minyak di Blok Rokan dijelaskan oleh Editor Bisnis Liputan6.com Septian Deny dalam diskusi di Liputan6 Update. Tahun 1920 mulai dilakukan pencarian di Blok Rokan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Jokowi ke Pertamina: Jangan Sampai Produktivitas Blok Rokan TurunPresiden Jokowi menyambut baik proses alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia kepada Pertamina Hulu Rokan. TempoBisnis
Baca lebih lajut »
Presiden Jokowi Percaya Pertamina Bisa Jaga Kebelanjutan Blok RokanPresiden Republik Indonesia Joko Widodo menyambut baik proses alih kelola Blok Rokan dan memberikan ucapan selamat kepada Pertamina. Pertamina
Baca lebih lajut »
Jokowi Minta Produksi Blok Rokan Jangan Menurun di Tangan PertaminaPertamina Hulu Rokan, yang merupakan anak perusahaan Pertamina, secara resmi mengambil alih salah satu lapangan migas terbesar di Tanah Air itu selama 20 tahun ke depan.
Baca lebih lajut »
Garap Blok Rokan Usai Hampir Seabad Disedot Chevron, Apa Untung Rugi Bagi PertaminaPertamina melalui anak usaha PHR secara resmi mengelola Wilayah Kerja Rokan (Blok Rokan). Lalu apa untung ruginya bagi Pertamina, setelah hampir satu abad Blok...
Baca lebih lajut »
Blok Rokan Ditarget Kejar Produksi dan Salip Blok CepuProduksi minyak di Blok Rokan diprediksi akan menyaingi Blok Cepu, yakni hingga 300 ribu barel per hari pada 2030. Namun, investasi harus dikerahkan untuk menahan natural decline menggunakan teknologi EOR. Analisis CNNIndonesia
Baca lebih lajut »