Jun Kitazawa ingin menyampaikan seni dan pesan perdamaian dengan menjadikan pesawat tempur Jepang sebagai layang-layang.
Kitazawa menawarkan kejutan seni bernuansa sejarah masa pendudukan Jepang di Tanah Air. Baginya, seni berguna untuk menengok ke belakang, menengok masa lalu untuk membayangkan masa depan yang lebih baik.
.” Ini menggambarkan masa-masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945 bukanlah masa-masa yang lebih baik dibandingkan dengan masa kolonial Hindia Belanda sebelumnya.Kitazawa menegaskan itu dengan menghadirkan kutipan lain dari narasumber Mbah Pranoto yang berbunyi, ”Kehidupan lebih sengsara di bawah Jepang daripada saat masa Belanda.” Kitazawa meski orang Jepang ingin menunjukkan tidak hendak melakukan pembelaan terhadap bangsanya.saya ini. Belum mengerti caranya dalam hubungan suami istri.
Ada lagi yang menyinggung rel kereta api bikinan Hindia Belanda. Kutipan diambil dari narasumber Soetarto Sigit, yang berbunyi, ”Lebih gila lagi, rel-rel kereta api, seperti rel-rel antara Malang dan Tumpang, itu di bongkar, dibawa ke Jepang untuk dijadikan senjata.”Ada yang cukup menarik ditampilkan Kitazawa di ruang pamer. Bentuknya sebuah pesawat tempur milik Jepang di masa Perang Dunia Kedua. Ada salah satu pengunjung sempat bertanya kepada Kitazawa.Kitazawa sempat memotong pertanyaan itu.
Kitazawa menjadikan pesawat yang menjadi koleksi museum itu sebagai referensi bentuk layang-layangnya. Dari 5.751 Hayabusa yang tersebar di sejumlah negara, kini diperkirakan hanya tersisa 12 pesawat. Panjang rentang sayap pesawat ini mencapai 10,84 meter. Panjang tubuh pesawat 8,92 meter, tingginya 3,25 meter.Pengunjung melihat karya perupa dari Jepang Jun Kitazawa yang ditampilkan dalam festival seni kontemporer Artjog di Jogja National Museum, Yogyakarta, Sabtu .
Taiwan memiliki lapangan udara yang dibangun Jepang pada masa Perang Dunia Kedua, yakni Lapangan Udara Shu Lin Kou. Dimungkinkan banyak pesawat tempur milik Jepang diterbangkan dari sini untuk penyerbuan di berbagai wilayah Asia Pasifik. Dari Taiwan, Kitazawa menampilkan layang-layangnya itu di Artjog yang berlangsung 28 Juni hingga 1 September 2024. Akan tetapi, di sini tidak untuk diterbangkan. Tubuh pesawat digantungkan di langit-langit gedung.
Artjog 2024 Jun Kitazawa Kolonial Jepang
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kalau Dicaci Orang Terapkan Trik dari Buya Yahya Ini, Manjur!Jangan marah saat dihina, ini yang harus dilakukan, bukan marah bukan dendan, tapi ini penjelasnnya.
Baca lebih lajut »
Singapura Kerja Keras Bersihkan 400 Ton Minyak Tumpah di Pulau SentosaKecelakaan disebabkan kapal keruk kehilangan tenaga mesin sehingga kapal itu hanyut dan menghantam kapal Singapura.
Baca lebih lajut »
Bukan Totebag Bukan Handbag, Ini Jenis Tas yang Paling Aman Dipakai untuk Kesehatan Bahu dan Punggung!Penggunaan tas berpengaruh pada kesehatan bahu dan punggung apabila kamu menggunakan jenis tas yang salah.
Baca lebih lajut »
Usai Divonis 10 Tahun Penjara, SYL: Ini Bukan Proyek, Bukan Izin Import Ratusan MiliarBerita Usai Divonis 10 Tahun Penjara, SYL: Ini Bukan Proyek, Bukan Izin Import Ratusan Miliar terbaru hari ini 2024-07-11 16:34:11 dari sumber yang terpercaya
Baca lebih lajut »
Melubang dan menuang asa lestari Layang Kuau Raja Tebuk IsiBulir padi yang mulai menguning, langit berhias layang-layang corak warna-warni, dan sorak sorai bocah berpadu dengan suara dengung dihasilkan layang-layang ...
Baca lebih lajut »
Haru Pemandangan 150 Layang-Layang Bendera Palestina Diterbangkan Antara Khan Younis dan Rafah: Langit Sudah BebasPemandangan langit Gaza berhias layang-layang merupakan pemandangan langka di tengah gempuran bertubi-tubi militer Israel.
Baca lebih lajut »