MESKI terjadi peningkatan mobilitas masyarakat pada November, namun inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap berada pada level 0,45 persen (mtm)
. Besaran inflasi pada bulan November ini, hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding angka inflasi bulan September yang tercatat sebesar 0,24 persen .
Dalam rilis yang diterima mediaindonesia.com, Miyono menjelaskan bahwa inflasi DIY November 2021 didorong baik oleh tarikan permintaan maupun dorongan penawaran . Dari sisi tarikan permintaan, peningkatan inflasi terjadi sejalan dengan meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat di bulan November. Ia menyebutkan, faktor utama peningkatan konsumsi, selain imbas penurunan status PPKM akhir Oktober lalu selaras dengan terkendalinya kasus Covid-19, juga ditopang oleh peningkatan aktivitas pariwisata di DIY. Berdasarkan google mobility index, secara rata-rata mobilitas pariwisata hanya lebih rendah 10,8% dari kondisi normal .
Dari sisi dorongan penawaran, faktor perbaikan ekonomi global yang berimbas pada kenaikan harga komoditas, mendorong peningkatan harga Minyak Goreng dan Emas Perhiasan. Komoditas Minyak Goreng melanjutkan tren inflasi sejak 1,5 tahun terakhir, seiring dengan tren kenaikanharga CPO global. Kenaikan harga CPO ini berimplikasi juga pada peningkatan harga komoditas turunan CPO seperti sabun dan produk-produk kimia lainnya.