Inflasi Membayangi, Pengamat: Optimistis terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia | Ekonomi - Bisnis.com

Indonesia Berita Berita

Inflasi Membayangi, Pengamat: Optimistis terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia | Ekonomi - Bisnis.com
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 Bisniscom
  • ⏱ Reading Time:
  • 86 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 38%
  • Publisher: 59%

Inflasi Membayangi, Pengamat: Optimistis terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA- Sejumlah pengamat ekonomi optimistis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia pasca krisis akibat pandemi Covid-19 kendati dibayang tekanan inflasi akibat krisis geopolitik perang Rusia-Ukraina, dan momentum Ramadan dan libur Idulfitri diyakini mendorong ekonomi lebih bergeliat di tataran bawah.

Hal itu tentu mendorong inflasi secara mendunia. Banjaran memaparkan data per Maret lalu, inflasi Amerika Serikat mencapai 8,5% tertinggi sejak 1982. Di Eropa di kisaran 7,5% tertinggi sepanjang sejarah, di Inggris 7% tertinggi sejak April 1982. Di India 7% tertinggi sejak November 2020. Di Korea Selatan 4,1% tertinggi sejak Desember 2011, di Brasil 11,3% tertinggi sejak November 2003.

“Saya pikir kita harus tetap optimistis. Memang ketakutan pasar recovery ini tidak berjalan lancar. Dalam proses recovery itu dibutuhkan policy yang akomodatif. Pro terhadap investasi, pro terhadap borrowing terutama. Memberikan stimulus dengan suku bunga yang rendah itu relatif supaya cost of borrowing bisa diputar dalam roda perekonomian. Saat cost of borrowing rendah berarti geliat terhadap permintaan pinjaman itu menaik. Dalam kondisi recovery itu dibutuhkan.

“Kinerja industri manufaktur menunjukkan peningkatan sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Indeks penjualan ritel periode Maret 2022 diperkirakan tumbuh positif walaupun kondisinya di tengah tekanan inflasi. Di sisi lain, indeks keyakinan konsumen masih berada di zona optimis,” ujarnya.Perkembangan sektor rill pun tak kalah menarik. Pasar mobil dan rumah yang seringkali menjadi indikator melemah atau mengutanya kondisi ekonomi, menunjukan grafik menanjak.

Organisasi pangan dunia di bawah PBB, Food and Agriculture Organization mencatat, food price index mencapai 155,9. Meat price index menembus 112, dairy price index mencapai 142, cereals price index 166,5, oils price index 243,2 dan sugar price index 115,4. Hal itu, menurutnya akan mengatrol harga-harga kebutuhan pokok di Tanah Air.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

Bisniscom /  🏆 23. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Dibayangi Tekanan Inflasi, Bagaimana Proses Pemulihan Ekonomi Indonesia?Dibayangi Tekanan Inflasi, Bagaimana Proses Pemulihan Ekonomi Indonesia?Sejumlah pengamat ekonomi optimistis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia pasca krisis akibat pandemi Covid-19.
Baca lebih lajut »

Inflasi Membayangi, Pengamat: Optimistis Pemulihan Ekonomi IndonesiaInflasi Membayangi, Pengamat: Optimistis Pemulihan Ekonomi IndonesiaHarga batu bara menyentuh harga tertinggi sepanjang masa mencapai US$440 per metrik ton pada awal Maret lalu.
Baca lebih lajut »

Harga Komoditas dan Bahan Pokok Naik, INDEF: Waspada Inflasi | Ekonomi - Bisnis.comHarga Komoditas dan Bahan Pokok Naik, INDEF: Waspada Inflasi | Ekonomi - Bisnis.comHarga-harga komoditas dan bahan pokok yang mengalami peningkatan dikhawatirkan dapat mendorong inflasi.
Baca lebih lajut »

Menteri ESDM Beri Sinyal Kenaikan Harga BBM hingga Tarif Listrik, Ini Kata Pengamat | Ekonomi - Bisnis.comMenteri ESDM Beri Sinyal Kenaikan Harga BBM hingga Tarif Listrik, Ini Kata Pengamat | Ekonomi - Bisnis.comPengamat ekonomi menilai pernyataan Menteri ESDM Arifin Tasrif yang memberi sinyal kenaikan harga BBM hingga tarif listrik mencederai tuntutan mahasiswa.
Baca lebih lajut »

Darurat Inflasi, Bank Sentral Korea Naikkan Suku Bunga di Tengah Kekosongan Jabatan Gubernur | Ekonomi - Bisnis.comDarurat Inflasi, Bank Sentral Korea Naikkan Suku Bunga di Tengah Kekosongan Jabatan Gubernur | Ekonomi - Bisnis.comBank sentral Korea Selatan menaikkan suku bunga utamanya pada hari Kamis (14/4/2022) meskipun tanpa sosok Gubernur yang menjabat. Hal ini dikarenakan kondisi inflasi yang terus merangkak naik.
Baca lebih lajut »

Begini Langkah Bank Sentral Singapura Hadapi Kenaikan Inflasi | Ekonomi - Bisnis.comBegini Langkah Bank Sentral Singapura Hadapi Kenaikan Inflasi | Ekonomi - Bisnis.comBank sentral Singapura memperketat pengaturan moneter untuk memperkuat mata uang lokal guna membantu memperlambat momentum inflasi.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-10 18:25:11