Direktur Eksekutif LIMA, Ray Rangkuti menganggap, tagar 'Indonesia Terserah', jelas merupakan respons negatif masyarakat...
"Tagar ini menggambarkan sesuatu yang objektif dalam masyarakat. Tak bisa dipungkiri, kinerja pemerintah dalam menghadapi Covid-19 ini antara ada dan tiada," tutur Ray saat dihubungiRay menuturkan, pemerintah dianggap ada hanya ketika membuat aturan. Tapi seperti tidak ada jika berhubungan dengan apakah aturan itu dilaksanakan di lapangan atau tidak. Banyak aturan, bahkan kadang saling tabrakan, tapi hampir semua aturan itu seperti tidak berwujud dalam realitasnya.
Bahkan lanjut Ray, sikap dan pernyataan presiden juga ikut membantu ketidakjelasan aturan dimaksud. Sebut saja dengan pernyataan presiden yang terakhir yang menyebut PSBB tetap dan tidak ada pelonggaran. Tapi beberapa ketentuan yang menunjang PSBB malah dibolehkan. Misalnya mudik, transportasi yang dilonggarkan, mall dan pasar yang mulai dibuka kembali.
Menurut Ray, ujung dari pandangan ini adalah sikap pasrah, dan kemudian tidak peduli pada imbauan, sikap, pernyataan, bahkan aturan dari pemerintah sendiri. Kepasrahan yang tidak peduli itulah yang tercermin dalam kata"terserah".
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Respons Pemerintah Sikapi 'Indonesia Terserah' Dinilai Kurang TepatPasalnya, pemerintah melalui Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, hanya menyampaikan bahwa tidak berharap...
Baca lebih lajut »
Anggota DPR Nilai Pemerintah Plin-Plan Soal PSBB | Republika OnlineTagar 'Indonesia Terserah' ada karena pemerintah plin-plan soal PSBB
Baca lebih lajut »
'Indonesia Terserah' Viral di Tengah Pandemi Corona, Ini Respons PemerintahTagar indonesiaterserah viral dengan narasi kekecewaan penanganan Corona yang dilakukan RI. Lantas, bagaimana respons pemerintah?
Baca lebih lajut »
Video Terserah Sindir Pemerintah Suka-suka dan Warga Tidak TaatVideo rap berjudul Terserah viral di berbagai media sosial, terutama Twitter dan Instagram untuk merespons situasi terkini mengenai kelonggaran pemerintah menerapkan PSBB dan ketidakpatuhan masyarakat.
Baca lebih lajut »