Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki peran strategis dalam dinamika lingkungan global. Sebagai rumah bagi hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia dan ekosistem laut yang dinamis, Indonesia menyandang predikat sebagai pusat keanekaragaman hayati. Namun, negara ini juga menghadapi tantangan berat sebagai salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar akibat deforestasi dan degradasi lahan gambut. Ketergantungan ekonomi Indonesia pada sektor seperti kelapa sawit, batubara, dan perikanan memberikan tekanan besar pada lingkungan. Kekayaan ekologi dan tekanan lingkungan membuat Indonesia harus memilih antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dengan potensi menjadi pemimpin aksi global.
Indonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki peran strategis dalam dinamika lingkungan global. Sebagai rumah bagi hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia dan ekosistem laut yang dinamis, Indonesia menyandang predikat sebagai pusat keanekaragaman hayati.
Meskipun mendukung perekonomian, sektor-sektor tersebut ini juga memberikan tekanan berat pada lingkungan. Deforestasi dan penebangan liar, misalnya, membuat Indonesia menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia, dengan angka mencapai 709 juta ton CO2 atau 1,8 persen dari total emisi global .Sebagai negara maritim, posisi strategis Indonesia juga ditandai oleh Selat Malaka, rute pelayaran penting dunia.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan kontradiksi. Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada industri ekstraktif yang sering kali bertentangan dengan tujuan konservasi. Untuk mengatasinya, Indonesia memimpin inisiatif seperti Dewan Negara Penghasil Minyak Kelapa Sawit untuk mempromosikan peraturan yang lebih adil dan praktik berkelanjutan. Inisiatif ini juga menyoroti peran minyak kelapa sawit dalam mengentaskan rakyat dari kemiskinan dan mendukung pembangunan pedesaan .
Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan. Langkah ini dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin transisi energi hijau di Asia Tenggara. Untuk mencapainya, Indonesia perlu mengatasi kendala seperti tata kelola yang tidak efisien dan menarik investasi asing yang mendukung keberlanjutan.
Langkah-langkah Indonesia, baik dalam memerangi deforestasi, beralih ke energi terbarukan, atau memimpin upaya konservasi regional, tidak hanya akan membentuk masa depannya, tetapi juga memengaruhi tata kelola lingkungan global. Di sisi lain, kekayaan alam ini dihadapkan pada tantangan besar. Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, eksportir utama batubara, dan pemain penting dalam perikanan.
Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada industri ekstraktif yang sering kali bertentangan dengan tujuan konservasi. Langkah untuk menyeimbangkan pembangunan dan konservasi lingkungan semakin rumit karena problem kemiskinan dan pertumbuhan populasi yang meningkatkan permintaan akan lahan dan sumber daya.Hutan mangrove yang dirawat dan di kembangkan oleh anggota Akademi Paradigta di Desa Muruona, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumat . Anggota Akademi Paradigta juga membuat inovasi agar pangan lokal tetap lestari, yakni dengan mengelola buah bakau.
Namun, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Ketergantungan pada batubara sebagai sumber energi utama menghambat komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sesuai dengan Kesepakatan Paris. Meski ada langkah dalam pengembangan energi terbarukan, transisi dari bahan bakar fosil masih tertinggal.
KEANEKA RAGAMAN HAYATI DEFOSRESTASI EMISI GAS RUMAH KACA KEHUTANAN PEMBANGUNAN
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Indonesia: Pusat Keanekaragaman Hayati dan Tantangan LingkunganIndonesia, negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, memiliki peran strategis dalam dinamika lingkungan global. Sebagai rumah bagi hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia dan ekosistem laut yang dinamis, Indonesia menyandang predikat sebagai pusat keanekaragaman hayati. Namun, negara ini juga menghadapi tantangan berat sebagai salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar akibat deforestasi dan degradasi lahan gambut. Ketergantungan ekonomi Indonesia pada sektor seperti kelapa sawit, batu bara, dan perikanan memberikan tekanan besar pada lingkungan. Kekayaan ekologi dan tekanan lingkungan membuat Indonesia harus memilih antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dengan potensi menjadi pemimpin aksi global.
Baca lebih lajut »
Keanekaragaman Hayati: Pentingnya Menghargai dan Melestarikan Keanekaragaman Makhluk HidupKeanekaragaman hayati atau biodiversitas merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di bumi. Artikel ini membahas tentang definisi biodiversitas, peranannya, serta ancaman dan upaya untuk melestarikannya.
Baca lebih lajut »
Universitas Indonesia Menegaskan Komitmennya untuk Melestarikan Keanekaragaman HayatiUniversitas Indonesia (UI) menegaskan komitmennya untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan kampus dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.
Baca lebih lajut »
Bea Cukai: Operasi Thunder dan Demeter 2024 untuk Lindungi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati IndonesiaBea Cukai aktif berpartisipasi dalam dua operasi tahunan antarlembaga dan negara yang diselenggarakan dalam upaya perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Baca lebih lajut »
Umumkan Peraih KEHATI Award 2024, Apresiasi Penyelamat Keanekaragaman HayatiJPNN.com : Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) mengumumkan para peraih KEHATI Award 2024 di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (3/12).
Baca lebih lajut »
Kemenhut ingatkan pentingnya berbagi ruang jaga keanekaragaman hayatiKementerian Kehutanan (Kemenhut) mengingatkan pentingnya hidup berbagi ruang antara manusia dengan mahkluk hidup lain, termasuk flora dan fauna, yang kini ...
Baca lebih lajut »