Indonesia, G-20, dan Resolusi Konflik Rusia-Ukraina

Indonesia Berita Berita

Indonesia, G-20, dan Resolusi Konflik Rusia-Ukraina
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 SINDOnews
  • ⏱ Reading Time:
  • 78 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 35%
  • Publisher: 51%

Indonesia, G-20, dan Resolusi Konflik Rusia-Ukraina Sindonews BukanBeritaBiasa .

Dalam konflik antara Rusia dan Ukraina, sesungguhnya Indonesia memiliki posisi strategis. Terutama dalam konteks sebagai mediator konflik. Potensi itu berasal dari G-20. Di mana Rusia menjadi anggota dan Indonesia sebagai presidensinya. G-20 merupakan sebuah forum multilateral kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia yang terdiri dari 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa.

Minyak adalah komoditas yang sangat penting bagi Indonesia. Sebab kebutuhan konsumsi minyak nasional adalah 1.4 hingga 1.5 juta barel per hari. Sedangkan kemampuan produksi minyak Indonesia hanya mampu mencapai 700.000 barel per hari. Selisih tersebut yang harus ditutup dengan cara impor. Kebetulan Rusia adalah pemasok 10 persen kebutuhan minyak dunia.

Selain minyak, harga komoditas lain yang juga terganggu akibat perang ini adalah gandum. Sebagaimana diketahui, Rusia dan Ukraina menyumbang 30 persen kebutuhan gandum dunia. Ketika mereka berdua konflik, maka pasokan gandum pun tersendat. Apalagi Rusia mendapatkan sanksi larangan ekspor. Akibatnya harga gandum internasional naik 48 persen.

Inilah urgensi kenapa Indonesia sebagai presidensi G-20 di tahun 2022 ini harus mulai mengambil peran aktif untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina. Bukan saja semata-mata demi stabilitas rantai pasok diantara anggota G-20, tetapi yang paling penting adalah untuk menjaga kepentingan ekonomi nasional. Di mana ternyata stabilitas perekonomian Indonesia sangat terganggu dengan adanya konflik di Eropa Timur tersebut.

Kemudian ketika dunia dilanda perang dingin yang melibatkan dua blok besar, yakni Amerika Serikat di blok barat dan Uni Soviet di blok timur, Indonesia menjadi salah satu inisiator terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1 September 1961 di Beograd, Yugoslavia. Tujuannya GNB diharapkan mampu menjadi penyeimbang politik diantara kebekuan komunikasi blok barat dan timur yang berujung pada potensi perang bersenjata.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

SINDOnews /  🏆 40. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Ukraina Klaim 9.166 Tentara Rusia Tewas di Hari Ke-9 Perang Rusia Vs Ukraina - Tribunnews.comUkraina Klaim 9.166 Tentara Rusia Tewas di Hari Ke-9 Perang Rusia Vs Ukraina - Tribunnews.comHari kesembilan invasi militer Rusia ke Ukraina terus memakan korban warga sipil dan militer.
Baca lebih lajut »

Ukraina Butuh Bantuan Kemanusiaan, Dubes Ukraina Minta Dunia Lantang Kutuk Agresi Rusia!Ukraina Butuh Bantuan Kemanusiaan, Dubes Ukraina Minta Dunia Lantang Kutuk Agresi Rusia!Di tengah serangan yang dilancarkan Rusia ke Ukraina, ia menyebut bahwa hal ini sudah bukan lagi soal Ukraina, tapi mengenai Eropa dan keamanan global.
Baca lebih lajut »

Keamanan Digital Indonesia Bisa Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Loh, Kok Bisa?Keamanan Digital Indonesia Bisa Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Loh, Kok Bisa?Perang antara Rusia dan Ukraina bisa berdampak pada keamanan digital di Indonesia. Begini penjelasan pakar telekomunikasi dari UGM. keamanandigital
Baca lebih lajut »

141 Negara Termasuk Indonesia Menentang Invasi Rusia ke Ukraina, 5 Dukung, 35 Abstain141 Negara Termasuk Indonesia Menentang Invasi Rusia ke Ukraina, 5 Dukung, 35 AbstainIndonesia bagian dari 141 negara anggota PBB yang menentang invasi Rusia ke Ukraina. Ada 5 negara pembela Rusia dan 35 negara lainnya pilih abstain. Sebanyak 141...
Baca lebih lajut »

Perang Rusia Ukraina: Mahasiswa Indonesia di Moskow Ini Curhat Kegiatan Akademisnya Teraganggu | Kabar24 - Bisnis.comPerang Rusia Ukraina: Mahasiswa Indonesia di Moskow Ini Curhat Kegiatan Akademisnya Teraganggu | Kabar24 - Bisnis.comAmalia Raras Putri Cahyadi, mahasiswa Indonesia yang tinggal di Moskow, mengakui kegiatan akademisnya di Rusia terhambat oleh sanksi sejumlah negara Barat.
Baca lebih lajut »

Rusia Serang Ukraina, Kenapa Indonesia Tidak Menyebut Invasi?Rusia Serang Ukraina, Kenapa Indonesia Tidak Menyebut Invasi?Sejak serangan Rusia yang diluncurkan pada 24 Februari, Indonesia tidak secara gamblang menyinggung nama Rusia sebagai pihak yang menginvasi Ukraina.
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-10 13:18:06