32 tahun sejak skandal kasus pemerkosaan Ajmer 1992 di India yang melibatkan orang-orang penting, para terdakwa dijatuhi hukuman. Namun, apakah ini bisa disebut sebuah keadilan?
Penantian 32 tahun korban pemerkosaan beramai-ramai di India mencari keadilan – 'Tangis saya pecah bila teringat satu momen yang menghancurkan hidup saya selamanya'Warga Assam, India, memprotes dugaan pemerkosaan massal terhadap seorang gadis berusia 14 tahun oleh tiga pria di daerah Dhing, di distrik Nagaon pada 23 Agustus 2024.“Sakit sekali hati ini rasanya. Sampai sekarang, tangis saya pecah bila teringat satu momen yang menghancurkan hidup saya selamanya.
“Setelah mereka memperkosa saya, salah seorang dari mereka memberi saya 200 rupee untuk membeli lipstik. Uang itu tidak saya ambil,” ujarnya. Kasus yang terjadi selama beberapa bulan pada 1992 menjadi skandal besar dan memicu protes besar-besaran. Pemikiran ini digaungkan pengacara Mahkamah Agung, Rebecca John, yang menyebut “keadilan yang tertunda adalah keadilan yang ditolak”.
"Dalam satu insiden, para terdakwa mengundang seorang pria yang mereka kenal ke sebuah pesta dan membuatnya mabuk. Mereka mengambil fotonya dan mengancam akan mempublikasikannya kalau dia tidak membawa teman-teman perempuannya untuk bertemu dengan mereka,” katanya.—tempat ziarah keagamaan Muslim— terkenal di kota tersebut.Kliping surat kabar India yang melaporkan kasus Ajmer 1992
Dia menulis beberapa artikel tentang kasus ini. Namun, tidak ada satu pun dari artikelnya yang berhasil membuka kasus itu secara luas.Surat kabar itu menerbitkan sebuah foto yang menunjukkan seorang perempuan, telanjang dada, diapit dua pria yang sedang menggerayangi payudaranya. Rathore menjelaskan bahwa persidangan berlangsung belarut-larut sampai 32 tahun akibat beberapa faktor. Salah satunya adalah penangkapan terdakwa yang lamban.
Dua dari mereka ditangkap pada tahun 2003, satu lagi pada tahun 2005, dan dua lagi pada tahun 2012, sementara yang terakhir ditangkap pada tahun 2018. Rathore mengenang betapa seringnya para korban, yang kini berusia 40-an dan 50-an, berteriak pada hakim. Mereka menanyakan mengapa mereka yang diseret ke pengadilan tahun demi tahun setelah pemerkosaan terjadi.“Banyak yang tidak ingin dikaitkan dengan kasus itu lagi karena ingin melanjutkan hidup,” kata Rathore.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
113 Pekerja Media Tewas di Gaza, Periode Mematikan Sejak 1992, Menurut Komite Perlindungan JurnalisSedikitnya 113 jurnalis dan pekerja media tewas sejak dimulainya konflik antara Israel dan Gaza, menjadikannya periode paling mematikan yang pernah tercatat sejak 1992.
Baca lebih lajut »
CPJ: 113 pekerja media tewas di Gaza, periode mematikan sejak 1992Sedikitnya 113 jurnalis dan pekerja media telah tewas sejak dimulainya konflik antara Israel dan Gaza, menjadikannya periode paling mematikan yang pernah ...
Baca lebih lajut »
Dua Cerita Partai Golkar: 1992 Ketum Diganti karena Suara Turun, 2024 Ketum Mundur saat Suara NaikKetika belum menjadi partai, Golkar adalah penopang kekuatan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto.
Baca lebih lajut »
Hasil Final Sepak Bola Olimpiade 2024: Sikat Prancis 5-3, Spanyol Ulangi Prestasi 1992 Rebut EmasSpanyol berhasil mengukir prestasi gemilang di sepak bola Olimpiade 2024 usai merebut emas. Keberhasilan ini diraih usai La Roja kalahkan Prancis 5-3 di laga final.
Baca lebih lajut »
Indonesia Untuk Pertama Kali Raih Dua Emas di Olimpiade Sejak 1992Riahan emas Rizki Juniansyah membuat Indonesia kini mencatatkan dua emas di Olimpiade 2024. Torehan itu jadi yang terbaik untuk Merah Putih sejak 1992.
Baca lebih lajut »
Veddriq-Rizki Sabet Emas, Indonesia Ulangi Kesuksesan Olimpiade 1992Indonesia menyamai pencapaian apik Olimpiade Barcelona 1992 seusai Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah meraih medali emas pada Olimpiade 2024.
Baca lebih lajut »