Survei Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, naik ke level 'kritis' dan mendekati level 'berdaya' seperti negara-negara maju. Namun, skor literasi digital masyarakat Indonesia masih 'menengah' yang tercermin dari pengaduan konsumen berbasis digital.
Senin, 30 Desember 2024 09:25 WIB Ilustrasi - Petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan Konsumen , Kantor OJK, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay. Jakarta (ANTARA) - Jentera waktu berputar begitu cepat, secepat kilat. Rasanya baru kemarin memasuki 2024, tapi kini kita tengah menapaki pintu gerbang 2025. Bumi sudah hamil tua, kata penyair Chairil Anwar.
Lalu, merujuk pada fenomena tersebut, apakah aspek perlindungan konsumen pada 2024 bertumbuh dengan cepat, atau bahkan sudah 'hamil tua'? Bisa jadi angka-angka statistik mengindikasikan itu, walau pada tataran empirik bisa sebaliknya. Berikut sejumput narasi untuk mengonfigurasikan fenomena di lapangan. Awal Desember 2024, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI meluncurkan hasil survei Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK). Survei yang dilakukan rutin per 3 tahun ini dilakukan di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Hasilnya lumayan fantastis, terjadi kenaikan IKK sebesar 3,07 poin. Artinya, kini IKK Indonesia naik level, dari level 'mampu' menjadi 'kritis'. Dengan kenaikan level IKK ini, satu step lagi IKK Indonesia akan naik ke level 'berdaya', alias setara dengan IKK di negara negara maju, seperti Singapura, Jepang, Korea, Amerika, Eropa, dan Australia. Dengan menanjak ke level kritis ini, maknanya, konsumen Indonesia sudah mampu berperan aktif untuk memperjuangkan hak dan melaksanakan kewajibannya, serta mengutamakan produk dalam negeri. Suka tidak suka, hasil survei membuktikan, potret IKK Indonesia mengalami progresivitas. Akan tetapi, di sisi lain--relevan dengan era digital seperti saat ini--situasinya justru paradoks. Tersebab, indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih 'menengah', dengan skor 3,5. Skor tersebut ditandai dengan 3 (tiga) indikator, yakni etika digital, kecakapan () digital. Dan terbukti pengaduan konsumen masih didominasi oleh pengaduan konsumen berbasis digital. Ini artinya skor IKK tidak sejalan dengan skor indeks literasi digita
IKK Konsumen Literasi Digital Era Digital Perlindungan Konsumen
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kualitas Demokrasi Indonesia TurunIndeks demokrasi Indonesia dan indeks demokrasi global menunjukkan penurunan kualitas demokrasi di Indonesia pada tahun 2023.
Baca lebih lajut »
Indeks kepercayaan konsumen Indonesia menguat pada November 2024Kepercayaan konsumen Indonesia terhadap perekonomian menguat pada November 2024, didorong oleh ekspektasi ekonomi yang membaik, menurut sebuah survei yang ...
Baca lebih lajut »
Survei BI Sebut Masyarakat Makin Pede Ekonomi RI MembaikKeyakinan masyarakat terhadap ekonomi Indonesia meningkat, dengan Indeks Keyakinan Konsumen mencapai 125,9 pada November 2024.
Baca lebih lajut »
Airlangga Sebut Masyarakat Optimistis dengan Kondisi Ekonomi RIMenteri Airlangga Hartarto optimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, dengan Indeks Keyakinan Konsumen meningkat.
Baca lebih lajut »
Prabowo Beberkan Capaian Terbaik RI: Jarang Dalam Sejarah DuniaPrabowo Subianto mengapresiasi tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang tetap rendah jelang akhir 2024.
Baca lebih lajut »
Prabowo Puji Pengendalian Inflasi RI: Sangat Jarang dalam Sejarah DuniaTingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang tetap rendah menjelang akhir 2024.
Baca lebih lajut »