SETELAH terlibat pertempuran sengit sejak Senin (10/5), kini Palestina dan Israel menyepakati gencatan senjata.
Sebelumnya memang terjadi pertempuran gencar ketika serangan rudal Israel bertubi-tubi di Jalur Gaza, Palestina. Secara heroik Palestina pun membalas serangan-serangan tadi dan meluncurkan roket-roket ke arah Tel Aviv, ibu kota Israel.
RPA yang hampir memenangi peperangan pada detik-detik terakhir terpaksa kalah karena campur tangan Amerika Serikat yang kala itu membantu Israel. Amerika mengirimkan pesawat mata-mata U-2 yang membuat posisi pasukan-pasukan dan konsentrasi pesawat tempur Mig-21 RPA dapat diketahui sehingga bisa digempur habis-habisan pihak Israel yang membuat RPA menjadi pecundang.
Di antara pemimpin-pemimpin mereka ketika itu ialah David Ben Gurion, bahkan ada seorang perempuan yang bernama Golda Meir. Ia bahkan menjadi salah satu pendiri negara Israel dan menjadi perdana menteri perempuan pertama Israel. Ia lahir di Rusia dengan nama asli Golda Mabovitz, sedangkan David Ben Gurion bernama asli David Gruen dan menjadi perdana menteri pertama negara Israel.
Hal tersebut membuat perjuangan melawan imperialisme Yahudi dengan Israel sebagai negara menjadi set-back untuk beberapa tahun lamanya. Walaupun demikian, dukungan-dukungan dari negara progresif di dunia tidak menjadi surut, malah bahkan bertambah kuat. Pada 1961, Negara-Negara Non-Blok menyatakan dukungan tanpa reserve kepada perjuangan Palestina melawan Israel.