KPK menduga ada penggelembungan besaran dana hibah Kemenpora kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
). Jaksa Tito mengungkapkan, penggelembungan tersebut melanggar Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2018 tentang petunjuk teknis di Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora, halaman 10 poin D.Dalam aturan itu disebutkan besaran bantuan yang diberikan ke KONI, Komite Olimpiade Indonesia , dan induk cabang olahraga dibatasi hanya Rp7 miliar dalam satu paket kegiatan. Akan tetapi, kata Jaksa Tito, dana hibah Kemenpora ke KONI mencapai Rp 47 miliar dalam dua proposal kegiatan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menpora Imam Nahrawi Jadi Saksi Kasus Suap Dana Hibah KONIKPK berharap Menpora Imam Nahrawi hadir dan memaparkan fakta-fakta apa adanya untuk membantu pengungkapan keterlibatan pihak lain dalam kasus dana hibah KONI.
Baca lebih lajut »
Menpora Imam Nahrawi akan Bersaksi di Persidangan Kasus Suap Alokasi Dana Hibah KONIUntuk 3 pejabat Kemenpora: Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Mulyana, pejabat pembuat komitmen (PPK) Adhi Purnomo dan Eko Triyanto.
Baca lebih lajut »
Menpora Imam Nahrawi Jadi Saksi Sidang Kasus Suap Dana Hibah KONIFoto Menpora Imam Nahrawi menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan suap dana hibah Komite Nasional Olahraga...
Baca lebih lajut »
Anak Buah Sebut Imam Nahrawi Tanya Jatah Honor Satlak PrimaDeputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana merealisasikan permintaan Menpora dengan uang Rp400 juta.
Baca lebih lajut »
Staf Menpora Akui Kasih 'Duit Kopi' ke Anak Imam NahrawiStaf pribadi Menpora, Miftahul Ulum mengakui memberi 'uang kopi' Rp2 juta dari Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy kepada dua anak Imam Nahrawi.
Baca lebih lajut »
Staf Imam Nahrawi Juga Akui Minta Uang ke KONI untuk LiburanSelain meminta uang kopi, staf Menpora Imam Nahrawi, Miftahul Ulum juga pernah meminta uang untuk sekadar jalan-jalan ke Yogyakarta.
Baca lebih lajut »