Anggota PB IDI Erlina Burhan menyebut dari studi yang dilakukan di Tiongkok, penyemprotan air ke jalan malah meningkatkan partikulat meter (PM) 2,5.
"Studi yang dilakukan di Tiongkok menunjukkan bahwa menyemprot jalan dengan air justru meningkatkan, bukan menurunkan, konsentrasi PM2.5," kata Erlina dalam unggahan di Twitter, Jumat ."Sehingga merupakan sumber baru aerosol antropogenik dan polusi udara," imbuhnya.
Erlina mengungkapkan penelitian lain menemukan penyemprotan air ke jalan memperlihatkan dampak kepada partikel PM10, yaitu dapat menghilangkan partikel dari permukaan jalan dan mengurangi konsentrasinya di lingkungan jalan secara lebih menyeluruh. Ia meminta upaya meminimalisir cemaran polusi udara menjadi tanggung jawab semua pihak dengan cara melakukan intervensi terhadap sumber penyebab polusi atau upaya pencegahan di hulu.Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengungkap jumlah kasus penyakit pernapasan di DKI Jakarta meningkat hingga empat kali lipat imbas cemaran dari polusi udara.
"Khususnya di Jakarta, kita lihat sebelum Covid-19 itu 50 ribuan lah ya yang kena, sekarang sudah naik ke 200 ribuan. Nah, itu ada akibatnya dari polusi udara ini," kata Budi pada Kamis .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Epidemiolog: Penyemprotan air bertekanan tinggi perburuk polusiEpidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) Pandu Riono mengemukakan pengendalian polusi dengan cara menyemprotkan air ...
Baca lebih lajut »
Epidemiology UI Sebut Penyemprotan Air Bertekanan Tinggi malah Memperparah Dampak Polusopengendalian polusi dengan cara menyemprotkan air bertekanan tinggi di berbagai fasilitas umum justru memicu pembentukan aerolisasi
Baca lebih lajut »
Epidemiology UI Sebut Penyemprotan Air Bertekanan Tinggi malah Memperparah Dampak Polusipengendalian polusi dengan cara menyemprotkan air bertekanan tinggi di berbagai fasilitas umum justru memicu pembentukan aerolisasi
Baca lebih lajut »