ICW mempertanyakan mengapa polisi sulit sekali menangkap pelaku penyirapan Novel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesian Corruption Watch , Donal Fariz mengapresiasi respons cepat Presiden Joko Widodo terhadap kasus Baiq Nuril. Ia berpandangan, seharusnya respon serupa juga diberikan untuk kasus Novel Baswedan.
Donal Fariz menambahkan, pengusutan kasus Novel Baswedan seharusnya mendapatkan prioritas. Pasalnya, pengusutan kasus tersebut menunjukkan komitmen penyelenggara negara terhadap pemberantasan korupsi. "Ketika Novel atau penyidik KPK lain menjalankan fungsi mengembalikan keuangan negara. Maka yang diuntungkan dengan pengembalian keuangan itu adalah negara. Harusnya novel itu dipandang sedang menjalankan tugas negara," ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
ICW: Tak Tuntasnya Kasus Novel Baswedan Malah Jadi Beban PolriHasil investigasi tim pencari fakta (TPF) bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terhadap penyiraman air keras pada Novel Baswedan menuai kritik.
Baca lebih lajut »
ICW Minta Seleksi Capim KPK Digelar oleh DPR Periode BaruICW meminta uji kepatutan dan kelayakan capim KPK dilakukan oleh Anggota DPR RI periode 2019-2024, bukan DPR periode saat ini.
Baca lebih lajut »
ICW Minta Pansel Utamakan Integritas Capim KPKICW meminta pansel untuk tak mengabaikan integritas calon Pimpinan KPK. Pansel seharusnya fokus untuk menelurusi integritas para capim.
Baca lebih lajut »
Prabowo Segera Bertemu PA 212, Begini Respons Habib NovelPrabowo dikabarkan bakal segera menggelar pertemuan dengan PA 212 untuk menjalin komunikasi lagi pascakalah di Pilpres 2019. Bagaimana respons Habib Novel? PrabowoSubianto
Baca lebih lajut »
Pegawai KPK Minta Kapolri Ungkap Nama Penyerang NovelWadah Pegawai KPK mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menyebut nama pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, bukan cuma rekomendasi.
Baca lebih lajut »
TGPF: Serangan Tidak untuk Membunuh Novel, tetapi Membuatnya MenderitaTGPF menyebutkan bahwa penyerangan terhadap Novel Baswedan dilakukan tidak dengan maksud membunuh, tapi membuat Novel menderita.
Baca lebih lajut »