Seorang ibu dua anak dan tentara cadangan militer Amerika Serikat telah dituduh penganut teori konspirasi bahwa dirinya membawa virus corona ke Cina.
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ibu dua anak dan tentara cadangan militer Amerika Serikat telah dituduh penganut teori konspirasi bahwa dirinya membawa virus Corona ke Cina.Kehidupan Maatje Benassi berubah terbalik 180 derajat ketika dia dituduh sembarangan dengan hoaks yang disebar di YouTube setiap hari, bahkan sampai ke media Partai Komunis Cina.
Teori tak berdasar dimulai dengan partisipasinya pada Military World Games 2019, semacam Olimpiade militer yang digelar pada Oktober dan diselenggarakan di Wuhan, kota Cina tempat wabah virus Corona dimulai tahun lalu.Maatje Benassi berkompetisi di kompetisi bersepeda di sana, menderita kecelakaan di lap terakhir yang membuatnya patah tulang rusuk dan gegar otak. Meskipun kecelakaan, Benassi masih menyelesaikan lomba.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sekeluarga di Magelang Positif Corona, Ayah Nyeri Kepala dan Ibu Anak Hilang Indera Penciuman - Tribunnews.comSekeluarga di Magelang Positif Corona, Ayah Nyeri Kepala dan Ibu Anak Hilang Indera Penciuman via tribunnews
Baca lebih lajut »
Fakta Ibu dan 2 Anak Positif Corona, Tertular dari Pakaian AyahSeorang Ibu dan 2 anak di Kabupaten Bogor, dinyatakan positif Covid-19. Mereka tertular dari pakaian Ayahnya yang bekerja menangani pasien corona.
Baca lebih lajut »
Saling Berpelukan Saat Dibawa Ambulans, Kisah Ibu dan 2 Anak Positif Corona Jadi ViralSebuah video seorang ibu dan anak yang positif corona jadi viral di media sosial. Ibu dan dua anaknya berpelukan dan saat dibawa ke rumah sakit.
Baca lebih lajut »
WHO: Anak-anak Terancam Tanpa Vaksin Akibat Pandemi Corona |Republika OnlineWHO memperingatkan anak-anak berisiko terpapar penyakit lain saat pandemi corona.
Baca lebih lajut »
WHO: Pandemi Corona Masih Jauh dari Selesai, Lindungi Anak-anak'Jalan masih panjang ke depan dan banyak pekerjaan yang harus dilakukan,' ujar Sekjen WHO, Tedros.
Baca lebih lajut »