Raksasa otomotif Korea Selatan, Hyundai, didera skandal penjualan. Hal ini terjadi di AS, di mana saat ini produsen itu digugat para dealernya.
- Raksasa otomotif Korea Selatan , Hyundai , didera skandal penjualan. Hal ini terjadi di Amerika Serikat , di mana saat ini produsen itu digugat para dealernya.
Dalam skenario ini, dealer diminta untuk memanipulasi data kendaraan pinjaman demi dimasukan ke dalam penjualan. Cara semacam ini melanggar Undang-Undang Robinson-Patman, undang-undang anti monopoli federal yang melarang penjual melakukan diskriminasi berdasarkan harga.
Mobil Listrik Skandal Penjualan Mobil Listrik Amerika Serikat
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Terjerat Skandal Doping, Mantan Pesakitan Manchester United Umbar Ambisi BesarPaul Pogba menegaskan tidak akan gantung sepatu setelah terkena larangan bermain empat tahun karena doping. Dia menegaskan masih memiliki ambisi untuk bersinar di level tertinggi.
Baca lebih lajut »
Raksasa Otomotif AS Terjerat Skandal Emisi, Kena Denda Rp2,3 TriliunGeneral Motors (GM) akan membayar hampir US$146 juta atau sekitar Rp2,3 triliun (kurs Rp16.300) dalam bentuk denda terkait skandal emisi.
Baca lebih lajut »
Hyundai Kona Electric untuk Pasar Indonesia Akan Pakai Baterai Buatan LokalPT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power akan memasok baterai mobil listrik untuk Hyundai di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Crossover Listrik Hyundai Inster Resmi Diperkenalkan, Jarak Tempunya Mencapai 355 KmJPNN.com : Hyundai akhirnya meluncurkan crossover sub-kompak bertenaga listrik, Hyundai Inster di Korea Selatan.
Baca lebih lajut »
Hyundai Recall Palisade yang Bermasalah di Pegas Katup MesinJPNN.com : Hyundai mengumumkan kampanye recall (penarikan kembali) untuk 16 unit Hyundai Palisade 2023 di Australia.
Baca lebih lajut »
Penjualan Suzuki Kian Moncer, 2 Mobil Ini MendominasiJPNN.com : Penjualan PT Suzuki Indonesia Sales (SIS) mengalami peningkatan penjualan sebesar 22 persen pada Mei.
Baca lebih lajut »