Hoarding disorder adalah kondisi mental di mana seseorang kesulitan membuang barang dan terus mengumpulkannya hingga mengganggu kehidupan. Kenali gejala, penyebab, dan cara penanganannya.
Pernahkah Anda mengalami kesulitan membuang barang-barang lama? Mungkin Anda merasa setiap benda memiliki nilai sentimental atau akan berguna suatu hari nanti. Namun, bagaimana jika perilaku ini menjadi ekstrem hingga mengganggu kualitas hidup? Kondisi seperti ini bisa jadi merupakan indikasi hoarding disorder atau gangguan penimbunan.
Penumpukan barang yang berlebihan hingga memenuhi ruang fungsional menjadi ciri khas kondisi ini. Ruangan-ruangan di rumah penderita biasanya dipenuhi dengan tumpukan barang hingga ke sudut-sudut, menyisakan sedikit atau bahkan tidak ada ruang untuk aktivitas normal. Kondisi ini seringkali berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun hingga mencapai titik di mana fungsi dasar rumah seperti memasak atau tidur menjadi sulit dilakukan.
Dampak sosial dari kondisi ini juga sangat signifikan. Penderita sering mengalami isolasi sosial karena merasa malu dengan kondisi rumah mereka. Mereka cenderung menghindari mengundang teman atau keluarga ke rumah, dan bahkan menolak kunjungan petugas perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan deteriorasi lebih lanjut pada kondisi rumah dan semakin memperburuk isolasi sosial yang dialami.
Pengalaman hidup yang traumatis sering kali menjadi pemicu atau faktor yang memperparah hoarding disorder. Kehilangan orang tercinta, perceraian, kehilangan harta benda karena bencana, atau trauma masa kecil dapat memicu perilaku menimbun sebagai mekanisme pertahanan diri. Dalam beberapa kasus, penimbunan barang menjadi cara untuk menciptakan rasa aman dan mengendalikan lingkungan sebagai respons terhadap trauma masa lalu.
Pengobatan dengan antidepresan, khususnya Selective Serotonin Reuptake Inhibitors , sering digunakan sebagai bagian dari rencana penanganan hoarding disorder. Obat-obatan ini dapat membantu mengelola gejala kecemasan dan depresi yang sering menyertai gangguan ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa pengobatan biasanya paling efektif ketika dikombinasikan dengan terapi perilaku.
Mengembangkan keterampilan organisasi yang baik sejak dini dapat menjadi faktor pelindung yang penting. Ini meliputi pembelajaran tentang cara mengategorikan barang, membuat keputusan tentang apa yang perlu disimpan dan dibuang, serta mempertahankan ruang hidup yang teratur. Keterampilan ini sebaiknya dikembangkan secara konsisten dan dijadikan bagian dari rutinitas sehari-hari.
Gejala Hoarding Disorder Cara Mengatasi Hoarding Disorder Konten Menarik
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sudahi Galaumu, Intip 8 Cara Kenali Pasanganmu adalah Jodohmu atau BukanTerdapat beberapa indikator yang dapat membuatmu yakin bahwa dia adalah orang yang tepat sebagai jodohmu.
Baca lebih lajut »
Pneumonia Adalah Peradangan pada Parenkim Paru-paru, Kenali Tanda-tandanyaPneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang bisa terjadi pada semua usia.
Baca lebih lajut »
Takhbib Adalah Ancaman dalam Rumah Tangga: Kenali dan Hindari!Takhbib adalah tindakan merusak rumah tangga dengan memengaruhi salah satu pasangan. Pelajari hukum dan dampaknya dalam Islam serta cara pencegahannya.
Baca lebih lajut »
Dry Text Adalah Bahasa Gaul di Kalangan Gen Z, Kenali Ciri-ciri dan DampaknyaDry text adalah istilah dalam bahasa gaul yang lagi viral.
Baca lebih lajut »
Trigeminal Neuralgia adalah Nyeri Wajah yang Ekstrem: Kenali Gejala, Penyebab, dan PengobatanTrigeminal neuralgia dapat memicu rasa sakit yang sangat hebat di wajah, seolah-olah disetrum. Temukan penyebab, gejala, dan apakah penyakit ini bisa sembuh?
Baca lebih lajut »
NPD adalah Kondisi Mental yang Perlu Diwaspadai, Kenali Ciri-cirinyaOrang dengan NPD adalah individu dengan kecenderungan untuk menempatkan dirinya sebagai pusat perhatian, selalu ingin dikagumi, dan sulit berempati terhadap orang lain.
Baca lebih lajut »