Memulai dari posisi berbeda, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan saling menyejajarkan diri. Perbedaan karakter pun menyatukan hingga bisa meniti puncak bersama.
Dimulai dari pertandingan melawan Hong Wei/Shen Ye pada babak pertama Denmark Terbuka 2012, Hendra/Ahsan mengakhiri perjalanan mereka dalam kompetisi bulu tangkis internasional pada babak kedua Indonesia Masters 2025.
Pada ajang multicabang, pencapaian tertinggi mereka adalah saat meraih medali emas Asian Games Incheon 2014. Mereka membungkam publik di Gyeyang Gymnasiun yang hampir semuanya mendukung jagoan tuan rumah, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, sebagai lawan di final. Meskipun merupakan ajang multicabang antara negara-negara Asia, persaingan bulu tangkis bagaikan persaingan level dunia di Asian Games karena atlet-atlet terbaik, sebagian besar, berasal dari Asia.
Saat menjuarai All England 2014, mereka memecah kebuntuan ganda putra Indonesia yang melahirkan juara pada turnamen bulu tangkis paling prestisius itu. Sejak Christian Hadinata/Ade Chandra juara pada 1972, para juara dari generasi berikutnya lahir, seperti Rudy Heryanto/Hariamanto Kartono, Gunawan/Eddy Hartono, dan Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky. Namun, momen itu berhenti cukup lama setelah Candra Wijaya/Sigit Budiarto juara pada 2003.
Hasil terbaik Ahsan bersama Bona adalah ketika mencapai semifinal Kejuaraan Dunia 2011 di Inggris. Gelar juara pada level tertinggi diraih di Indonesia Masters 2010 dan 2011. Adapun Hendra sudah berstatus juara pada dua ajang prestisius, yaitu Kejuaraan Dunia 2007 dan Olimpiade Beijing 2008, keduanya bersama Markis Kido.Ahsan tak memungkiri bahwa dia sempat merasa minder saat dipasangkan dengan Hendra. Namun, dia melihat itu sebagai sebuah kesempatan.
Menjaga, apalagi mencari motivasi baru setelah meraih emas Olimpiade bukan hal yang mudah. Liliyana Natsir, secara terbuka pernah mengatakan bahwa melanjutkan perjalanan dalam turnamen setelah meraih emas Olimpiade Rio de Janiero 2016 dengan motivasi baru cukup sulit. Apalagi, medali itu diraih Liliyana dalam Olimpiade ketiga dan ketika dia sudah menjuarai ajang besar lain.
Tentang perbedaan karakter yang tak dapat diubah ini, Ahsan dan Hendra menyatakan pendapat, dalam pertemuan menjelang mereka pensiun dan dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dalam wawancara bersama dan berbeda waktu, mereka juga berbicara tentang kesan selama berpasangan.Hendra Setiawan Belajar Berbisnis untuk Bekal PensiunAhsan: Sekesel-keselnya cuma menggebu di lapangan. Dia bilang, ”Ayo, semangat lagi. Siap lagi!”. Mungkin itu keselnya, ya.
Saat Hendra kembali ke pelatnas pada 2018, kalian bergabung lagi, lalu prestasi naik lagi pada 2019. Apa pendapatmu? Alhamdulillah bisa mengimbangi. Lawan kadang-kadang kewalahan dan bingung, justru mereka yang mati sendiri.Apa yang dimaksud dengan pola baru tersebut dan apakah memang benar-benar disiapkan?
Hendra: Harus bisa memahami diri sendiri, saling memahami, dan saling mengisi dengan partner. Saat diri sendiri atau partner membuat kesalahan di lapangan misalnya, harus segera dilupakan. Jangan memengaruhi permainan.Ahsan: All England 2019. Tidak menduga bisa balik lagi karena saya berpikir sudah tidak bisa bermain seperti dulu karena faktor usia. Tidak hanya kami, banyak orang berpikir, kami sudah selesai masanya. Apalagi, Koh Hendra cedera saat semifinal dan final, eh ternyata bisa juara.
Situasi itu benar-benar membuat saya turun karena berganti partner biasanya memulai lagi dari nol dan itu berat. Saat itu, Pak Yoppy , sampai bertanya pada saya akan melanjutkan karier seperti apa. Pada 2017, Hendra mengikuti turnamen BWF dengan berpasangan bersama Tan Boon Heong dengan hasil terbaik mencapai final Australia Terbuka.
Saat diwawancara di Rio de Janeiro di tribun penonton, beberapa hari setelah tersingkir, Hendra bercerita bahwa dia sangat terpukul dengan kegagalan itu. Kata “pensiun” seusai Olimpiade pun terlintas. Saya juga kagum dengan kepribadiannya yang kalem. Kalau ada masalah, dia selalu tenang, meskipun enggak tahu dalamnya seperti apa. Dengan pembawaan yang tenang, itu turut menenangkan orang sekitar.Hendra: Ahsan selalu mau mendengarkan dan menerima masukan secara terbuka. Jadi, lebih enak selama partneran.Saya sendiri merasa seperti orang biasa-biasa saja.Hendra/Ahsan telah meninggalkan dunia kompetisi bulu tangkis internasional.
Hendra/Ahsan meninggalkan lapangan kompetisi dengan tiga gelar juara dunia, dua gelar All England, tiga trofi juara Final BWF. Mereka menjadi bagian dari tim Indonesia saat menjuarai Piala Thomas 2020. Gelar All England itu didapat ketika Hendra berusia 34 tahun dan Ahsan 31, usia yang tak lagi muda bagi atlet bulu tangkis. Gelar itu didapat berselang lima tahun setelah gelar pertama di ajang yang sama.
Keduanya start dari posisi berbeda. Bagaikan lomba lari di lintasan atletik, Ahsan tertinggal satu putaran dan dia harus menyejajarkan diri dengan seniornya itu. Sementara, cara Hendra agar bisa berada pada level top dunia bersama partner berbeda adalah dengan tetap menjaga motivasi meski sudah berstatus juara Olimpiade. Apalagi, dia kembali ke Cipayung dengan target ingin mengukur kemampuan berpasangan dengan pemain lain.Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bersama medali emas yang diraihnya tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, seusai menjuarai Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Swiss, Selasa .
Sebelum Hendra/Ahsan, banyak ganda putra Indonesia yang mencapai level elite meski memiliki karakter bertolak belakang: yang satu kalem, satu lagi ekspresif. Sebut saja Ricky/Rexy, Candra/Sigit, dan Hendra/Kido.Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, saling berpelukan seusai pertandingan melawan ganda Malaysia, Juniadi Arif dan Roy King Yap, pada babak 16 besar Daihatsu Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis .
Saya senang sekamar dengan Koh Hendra karena orangnya rapi. Saya orangnya males, tapi jadi terbawa. Itu sebenarnya di luar ekspektasi, tapi karena sering bersama, jadi ikut terbiasa rapi. .Ahsan: Cara main kami berbeda. Kami enggak bisa adu otot dengan pemain pemain-pemain muda, jadi memang harus mengubah pola. Koh Herry juga menyarankan seperti itu.
Dulu waktu sama Rian misalnya, kami sama-sama penggebuk, tapi, karena saya lebih tua dari dia, mau enggak mau, saya main di depan. Dia lebih muda, jadi lebih kuat. Artinya, saya harus belajar mengubah. Partner bersama Rian menjadi ilmu buat saya. Saya belajar bahwa bermain itu tidak harus gebuk terus.
Sebelum ke Beijing 2008, Hendra mengalami cedera pergelangan kaki kiri. Dokter mengharuskan istirahat, tetapi Hendra memilih berlatih dengan caranya sendiri, yaitu lebih banyak melatih kekuatan tangan selama kakinya tak bisa digerakkan dengan bebas.Ahsan: Waktu pisah sama Koh Hendra itu . Saya berpikir, jika performa saya tak segera kembali, mungkin pada tahunnya bisa balik. Alhamdulillaah, ternyata bisa balik.
Hendra: Periode 2016 saat tidak lolos dari penyisihan grup Olimpiade. Saat itu sebenarnya peluang terbesar kami untuk mendapat medali karena performa kami bagus pada tahun-tahun sebelumnya dan pesaing berat tak begitu banyak.
Hendra Setiawan Mohammad Ahsan Ahsan/Hendra X-Hide-Inspired-Me Utama
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Iqbaal Ramadhan Ceritakan Awal Kerja Bareng VINDESIqbaal Ramadhan kini menjadi salah satu host dalam salah satu program di VINDES
Baca lebih lajut »
Francesco Bagnaia Sebut tidak akan Terpengaruh dengan Gaya Balapan Marc MarquezFRANCESCO Bagnaia mengaku akan tetap menjadi pembalap profesional setelah menjadi rekan satu tim Marc Marquez
Baca lebih lajut »
Mandiri U-20 Challenge Series Menjadi Simulasi Penting Timnas U-20 Menuju Piala AsiaPelatih Timnas U20 Indonesia, Indra Sjafri menyambut positif pelaksanaan turnamen internasional Mandiri U-20 Challenge Series 2025
Baca lebih lajut »
Ada Acara Perpisahan Hendra/Ahsan di Hari Final Indonesia Masters 2025PP PBSI mempersiapkan perayaan khusus sebagai perpisahan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Acara itu akan diselenggarakan di hari final Indonesia Masters 2025.
Baca lebih lajut »
Hendra/Ahsan Pamit di Indonesia Masters 2025Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, akan mengakhiri karier profesional mereka di bulutangkis dengan tampil di Indonesia Masters 2025. Turnamen ini menjadi ajang pamungkas bagi mereka setelah memutuskan untuk gantung raket.
Baca lebih lajut »
VIDEO: Perpisahan Hendra/Ahsan di Indonesia Masters 2025, Amorim Ogah Ubah Gaya Manchester UnitedMulai dari perpisahan Hendra/Ahsan di Indonesia Masters 2025 hingga Ruben Amorim ogah ubah gaya permainan Manchester United, berikut Sports Terpopuler pilihan Liputan6.com hari ini.
Baca lebih lajut »