JK menyebut biaya yang dibutuhkan jika ingin menduduki kursi ketum Golkar hari ini sangatlah tinggi.
- Ketua Umum Partai Golongan Karya periode 2004-2009 Jusuf Kalla menyebut butuh modal hingga ratusan miliar untuk menduduki posisi ketua umum partai. Demikian disampaikan JK saat menjadi pembicara dalam seminar 'Anak Muda untuk Politik' di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin .JK mulanya menceritakan prosesnya terjun ke dunia politik.
JK berpendapat karier seseorang, tak terkecuali dirinya itu berjenjang. Lantas, ia pun mengungkit jabatan-jabatan yang pernah ia emban mulai dari organisasi, perusahaan, hingga politik. Kala itu, ia menjadi ketum usai terpilih jadi wakil presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono . Dengan posisi sebagai wakil presiden, JK mengaku biaya yang digelontorkan menjadi ketum Golkar saat itu kecil.
"Karena Golkar itu suka ketuanya itu pimpinan negara, saya tertinggi waktu itu ongkos hampir kecil sekali. Kalau sekarang Anda mau jadi ketua Golkar jangan harap kalau anda tidak punya modal Rp 500 miliar-Rp 600 miliar," ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
JK Sebut Jadi Ketua Umum Golkar Butuh Modal hingga Rp600 MiliarMantan Ketum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) mengungkap soal mahalnya ongkos politik menjadi ketua umum partai politik, termasuk di partai berlambang pohon beringin...
Baca lebih lajut »
Jusuf Kalla: Jangan Harap Jadi Ketua Umum Golkar, Kalau Tidak Punya Modal Rp 600 MiliarMantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla mengungkap setidaknya membutuhkan Rp 600 miliar agar bisa menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Baca lebih lajut »
Jusuf Kalla: Jangan Harap Jadi Ketum Golkar kalau Tak Punya Modal Rp500-600 MiliarMantan Ketum Golkar Jusuf Kalla mengatakan untuk menjadi orang nomor satu di partai politik berlambang pohon beringin itu, perlu modal Rp500-Rp600 miliar.
Baca lebih lajut »
JK Ungkap Butuh Modal Rp500-600 Miliar untuk Jadi Ketua Umum GolkarMenyikapi desakan Munaslub di Partai Golkar, JK termasuk yang menolaknya.
Baca lebih lajut »