Indonesia disebut telah memasuki gelombang ketiga COVID-19. Kasus konfirmasi positif infeksi SARS-CoV-2 terus bertambah setiap hari.
Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pihak menyebut Indonesia telah memasuki gelombang ketiga COVID-19. Anggapan tersebut tak lepas dari fakta kasus konfirmasi positif infeksi SARS-CoV-2 yang terus bertambah setiap hari. Terlebih setelah varian Omicron berkunjung.
Peningkatan kasus konfirmasi positif COVID-19 yang terjadi setiap hari ini dimaknai oleh Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia , Zubairi Djoerban sebagai salah satu indikator gelombang ketiga COVID-19. Meski memasuki gelombang ketiga COVID-19, Prof Beri meminta masyarakat tidak panik. "Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien," katanya.
"Yang jadi kekhawatiran, mungkin Indonesia sudah masuk gelombang ketiga COVID-19 ini. Karena kasusnya terus meningkat, sistem kesehatan bisa kolaps," kata Erlina saat konferensi pers Perkembangan COVID-19 RS Persahabatan, Rabu . 2 dari 5 halamanKemenkes: Indonesia Belum Masuk Gelombang KetigaKementerian Kesehatan RI menanggapi soal Indonesia disebut-sebut sudah memasuki gelombang 3 COVID-19. Bahwa untuk menyatakan gelombang 3 COVID-19 atau belum, masih dalam tahap monitoring.
Tanggapan senada pun disampaikan Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito. Menurutnya, untuk menyatakan Indonesia masuk gelombang ketiga COVID-19 masih harus ada pemantauan perkembangan kasus. "Yang perlu diperhatikan sekarang adalah upaya bersama menekan laju. Jangan sampai terus terjadi kenaikan," lanjut Wiku.
Terkait perkembangan Omicron, Budi Gunadi Sadikin menyebut, ketidakpastian masih banyak. Penambahan kasus Omicron di negara lain juga fluktuatif. Hal tersebut juga melihat semakin banyaknya kasus baru COVID-19, yang mana memunculkan pertanyaan, apakah sebagian besar kasus konfirmasi saat ini bervarian Omicron?
Sementara untuk tempat tidur pasien di ruang ICU rumah sakit rujukan COVID-19 telah terpakai 28 persen. Pemprov DKI sendiri menyediakan 679 tempat tidur dan telah terpakai 187. "Jadi data yang kami terima, BOR-nya itu 56 persen. Hari sebelumnya masih 54 , sekarang meningkat lagi," kata Riza di Jakarta, Minggu .
"Kapasitas tempat tidur COVID-19 per 31 Januari 2022 yang terpakai di rumah sakit kami ada 47 bed. Total untuk COVID-19 ada 56 bed, tapi itu fluktuatif ya. Ada yang masuk dan keluar, sembuh dan pulang," papar Agus. "Dari 2.892 orang yang terinfeksi, sebanyak 1.581 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 1.311 lainnya adalah transmisi lokal," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia melalui Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Selasa .
FOTO: Pasar Pramuka Kembali Ramai di Tengah Lonjakan Kasus COVID-19 +74 dari 5 halamanEpidemiolog: Pemerintah Perlu Siapkan Skenario TerburukDicky Budiman menegaskan, pemerintah dan masyarakat tidak boleh terlalu percaya diri dalam menghadapi gelombang Omicron. Sehingga, pemerintah harus menyiapkan skenario terburuk.
Sementara kecenderungan masyarakat Indonesia tidak akan ke fasilitas kesehatan dan hanya dirawat sendiri. "Melindungi anak-anak ini adalah dengan cara bukan hanya vaksinasi tapi juga membatasi mobilitas interaksi mereka," kata dia. "Dimana pemda akan diberikan insentif agar mendorong RS hanya diperuntukan kepada yang sakit sedang, berat, lansia, dan komorbid. Sedangkan untuk yang ringan dan tanpa gejala diharapkan untuk melakukan isolasi mandiri atau terpusat. Untuk wilayah Jabodetabek ada pelayanan telemedisin," kata dia.
Pemerintah akan mempercepat vaksinasi dan menyiapkan stok obat-obatan di apotek."Upaya pengendalian juga dengan memperkuat telemedicine bagi masyarakat tanpa gejala dan ringan. Kemudian penguatan protokol kesehatan dan mempercepat pelacakan kontak erat," Wiku Adisasmito menambahkan. "Work From Home lebih baik, lebih less risk . Jangan terlalu panik dan enggak juga sampai, misalnya, lockdown se-Jakarta. Kalau ada satu kantor kena, WFH dulu, masih bisa jalan. Nanti ya balik lagi ."
"Sekarang ini, selain kami minta teman-teman di puskesmas, kami juga minta swasta bisa bantu bikin sentra vaksinasi. Saya akan minta vaksinasi booster dipercepat di Jakarta, karena yang bakal 'perangnya' duluan kan di sini."Upaya penanganan Omicron pun berbeda dengan varian Delta. Hal ini melihat lebih banyak pasien Omicron mengalami gejala ringan atau asimptomatik tanpa gejala , yang mana mereka bisa dirawat dan isolasi mandiri di rumah.
"Di Wisma Atlet sekarang, akan kami sortir pasien-pasien COVID-19 yang masuk, sehingga yang masuk Wisma Atlet bisa hanya OTG asimptomatik yang memang tidak atau kurang layak rumahnya buat isoman."
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Covid-19 Melonjak, Penambahan Kasus Harian Covid-19 Kembali Tembus 10 Ribu/Hari - tvOneIndonesia kembali mencetak kasus harian Covid-19 di atas 10.000 kasus perhari dengan positivity rate di atas ambang batas standar WHO yakni 5% - tvOne
Baca lebih lajut »
Liga 1 Diserang Covid-19, Baru 19 Orang yang SembuhLiga 1 memang terganggu karena munculnya badai Covid-19. Hingga Selasa (1/2/2022), tercatat 52 pemain dan 16 ofisial dari 12 tim Liga 1.
Baca lebih lajut »
Siswa dan Guru Positif Covid-19 di Kota Bogor Bertambah, Total 85 Kasus Dari 19 SekolahBeritaTerkini Siswa dan Guru Positif Covid-19 di Kota Bogor Bertambah, Total 85 Kasus Dari 19 Sekolah pemkotbogor klastersekolah ptm
Baca lebih lajut »
Kasus Covid-19 di Indonesia Naik, Apa Langkah Pemerintah?Kasus Corona virus diseases atau Covid-19 di Indonesia kembali mengalami kenaikan. Tercatat pada Senin 31 Januari 2022 total orang yang terkonfirmasi positif virus bertambah 10.185 orang.
Baca lebih lajut »
Tim Indonesia Patriots Fokus Pemulihan Usai Digempur Covid-19 |Republika OnlineDalam tes PCR ulang, 18 personel Patriots menunjukkan hasil positif Covid-19.
Baca lebih lajut »
Epidemiolog Sebut Indonesia Sudah Masuk Gelombang Ketiga Covid-19, Ini BuktinyaPenentuan apakah Indonesia sudah memasuki gelombang lanjutan penyebaran Covid-19 atau belum, tidak harus menunggu waktu dua pekan dari data masuk. TempoNasional
Baca lebih lajut »