Pasar tradisional bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 sebagai konsekuensi orang dibiarkan berkerumun tanpa menerapkan protokol Kesehatan.
Liputan6.com, Jakarta - Di tengah persiapan menuju new normal atau era kenormalan baru, sebuah kabar buruk menyeruak. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia dalam rilis datanya yang terbaru menyebutkan sebanyak 709 pedagang di pasar tradisional di Indonesia positif Covid-19.
"Karakter pasar ini kan beda dengan mal. Pertama, manajemennya jelas berbeda. Pengalaman saya, mal punya manajemen yang lebih baik, sehingga hubungan antara manajemen dengan yang punya gerai itu jelas. Mereka bisa bayar dan mendapat fasilitas yang baik. Pasar tradisional juga begitu, tapi tidak seprofesional di mal," beber Bony.
"Kalau pembeli punya pendidikan yang baik, tentu akan berpikir dua kali untuk berbelanja di tempat seperti itu . Pedagangnya memang butuh makan, karena itu dia berjualan. Maka semuanya berada di tangan pengelola pasar, untuk mengimplementasikan aturan main atau protokol kesehatan," papar Bony. Namun dia menegaskan, penutupan pasar bukan berarti sumber infeksi menjadi hilang. Penutupan tak lain untuk memeriksa kontak dari pasien positif serta melakukan tes kepada semua pedagang dan pengunjung yang diketahui berisiko. Setelah itu pasar bisa dibuka lagi.
Indikasi lainnya menurut dia adalah kembali pada karakteristik, di mana pedagang di pasar tradisional umumnya berada di tempat yang sama dalam waktu cukup lama dan berinteraksi di antara mereka juga cukup lama. Sementara, penularan perlu kontak erat dan durasi yang cukup lama. "Sebenarnya mereka sudah lama itu tertular, tetapi tidak terdeteksi karena Pemprov DKI abai. Bahkan, sejak April lalu saya sudah bilang di media agar masyarakat bawah dididik," ujar Gilbert kepada Liputan6.com, Kamis .
"Karena buat mereka yang penting bagaimana hidup, bukan soal kualitas hidup . Jadi, kegiatan di pasar itu harus diawasi ketat dan mengikuti prosedur. Ini sebenarnya tugas camat dan lurah, tapi terkesan mereka kurang aktif, sepertinya tanpa arahan dari pimpinan," ujar legislator yang juga seorang dokter ini.
"Saya khawatir DKI belum aman dan belum terkendali dari Covid-19. Pasar tradisional sendiri sebenarnya sudah lama terkena, namun terabaikan oleh Pemprov," dia menandaskan. "Dari total 300 pedagang yang menjadi peserta tes usap, sebanyak 11 pedagang di antaranya memperoleh hasil tes positif Covid-19," ujar Agus.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ancaman Covid-19 Belum Berakhir, Jokowi: Masyarakat Berperan Besar Turunkan Kasus Covid-19Jokowi mengatakan ancaman Covid-19 di Indonesia belum berakhir. Menurutnya, masyarakat berperan besar menekan jumlah kasus dan mencegah penyebaran Covid-19.
Baca lebih lajut »
Tinjau Pasar Atom, Wagub DKI Pastikan Pasar Bukan Kluster Covid-19Ahmad Riza Patria mengaku ingin memastikan langsung protokol kesehatan harus dijalankan dengan baik oleh pembeli dan pedagang.
Baca lebih lajut »
PD Pasar Jaya: Pasar Bukan Episentrum Penyebaran Covid-19Masih banyak ditemui sejumlah pedagang yang tidak disiplin. Mereka mengenakan masker dengan tidak benar.
Baca lebih lajut »
19 ASN Pemprov Jatim Positif Covid-19, Khofifah Pesan BeginiSebanyak 19 orang aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkonfirmasi positif COVID-19. asnpositifcorona
Baca lebih lajut »
Sebanyak 19 ASN Pemprov Jatim Positif Covid-19 |Republika OnlineKhofifah mengatakan akan melakukan tes cepat massal kepada seluruh ASN Pemprov Jatim.
Baca lebih lajut »
Pedagang Tiga Pasar di Jakpus Dilakukan Tes Covid-19 |Republika OnlineTes terhadap para pedagang dilakukan dengan dua metode yaitu tes cepat dan tes usap.
Baca lebih lajut »