DLT, seorang Beauty Enthusiast dan pendiri Klinik Kecantikan, mengkritik harga tinggi produk skincare di Indonesia yang membuatnya tidak terjangkau oleh semua kalangan. Fenomena ini berdampak pada munculnya produk palsu dan klaim berlebihan.
Peptida tembaga dikenal memiliki manfaat dalam memperbaiki kondisi kulit dengan mendukung struktur kolagen, mengurangi tampilan kerutan, dan membuat kulit lebih kencang. Wajar saja jika konsumen di Indonesia menyambut produk dengan kedua bahan ini dengan sangat antusias. Namun, sayangnya banyak produsen, termasuk maklon, yang menjual produk berbahan baku ini dengan harga yang terlalu tinggi.
Akibatnya, manfaat produk tersebut tidak dapat diakses oleh semua kalangan,” ungkap David Lee Thompson atau DLT yang juga Salah Satu Pendiri Klinik Kecantikan. Harga produk di pasaran berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta untuk ukuran 30 ml, sementara ukuran 20 ml dibanderol sekitar Rp400 ribu hingga Rp800 ribu. DLT juga menjelaskan bahwa dengan harga jual Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per produk, produsen sudah mendapatkan margin keuntungan yang cukup.dijual dengan harga sekitar Rp250 ribu. Padahal, jika mempertimbangkan seluruh biaya produksi, kata DLT, harga jual di kisaran Rp100 ribu hingga Rp130 ribu sudah bisa memberikan keuntungan yang cukup baik. “Masalahnya bukan hanya pada produk lokal, tetapi juga produk internasional yang dijual dengan harga sangat tinggi, padahal biaya produksinya tidak setinggi itu,” tambahnya.DLT menjelaskan bahwa praktik seperti ini memberikan dampak signifikan terhadap pasar, salah satunya adalah munculnya produk palsu atau tiruan. Selain itu, banyak brand yang tergoda melakukan klaim berlebihan (overclaim) dengan menggunakan bahan baku yang lebih murah atau tidak memenuhi standar keamanan. Kondisi ini kemudian berujung pada menurunnya kepercayaan konsumen. 'Fenomena ini merugikan konsumen, baik dari segi finansial maupun kesehatan. Saya sering mendengar cerita tentang konsumen yang mengalami iritasi atau bahkan kerusakan kulit karena menggunakan produk yang ternyata tidak sesuai dengan klaimnya,' tambah DL
SKINCARE HARGA PRODUK PALSU OVERCLAIM KONSUMEN
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Harga-Harga Produk di Alfamart TurunAlfamart menurunkan harga sejumlah produk kebutuhan sehari-hari. Penurunan harga meliputi produk bayi, makanan ringan dan minuman.
Baca lebih lajut »
Industri Petrokimia Kini Tertekan Produk Impor MurahProduk impor yang lebih murah menyebabkan harga produk lokal menjadi tidak bersaing.
Baca lebih lajut »
UMKM Binaan BUMN Ini Tampil Festival Pertama Produk-Produk Indonesia di MalaysiaFestival Gebyar Nusantara menjadi ajang berharga bagi para pelaku UMKM Indonesia untuk menunjukkan inovasi, kreativitas, dan kualitas produk mereka di kancah global.
Baca lebih lajut »
Boikot Produk Israel Dorong Masyarakat Indonesia ke Produk LokalMajelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan aksi boikot produk Israel mendorong masyarakat Indonesia beralih ke produk lokal. Riset MUI menunjukkan sekitar 85% masyarakat Indonesia ingin beralih dari produk global ke produk nasional. Wakil Sekretaris Jenderal MUI bidang hukum, Dr. KH Ikhsan Abdullah, menghimbau umat Islam agar mewaspadai aksi 'Palestina Washing' yang dilakukan perusahaan multinasional asing untuk menghindari gerakan boikot. Gerakan boikot produk Israel dinilai berdampak signifikan, terutama pada penjualan produk multinasional.
Baca lebih lajut »
Boikot Produk Israel Dorong Masyarakat Indonesia ke Produk LokalAksi boikot produk Israel mendorong masyarakat Indonesia beralih ke produk lokal. Wakil Sekjen MUI Bidang Hukum, KH Ikhsan Abdullah, mengatakan 85% masyarakat Indonesia menginginkan beralih ke produk nasional. Hal ini dinilai positif dan diharapkan dapat terus dipelihara untuk mendukung ekonomi lokal dan sebagai bentuk protes atas aksi Israel terhadap Palestina.
Baca lebih lajut »
DLT Kritik Harga Skincare Mahal dan BahayanyaDavid Lee Thompson (DLT) mengkritik harga produk skincare yang dianggap terlalu mahal dan berdampak buruk bagi konsumen.
Baca lebih lajut »