Harga Pangan Naik, Inflasi RI Diproyeksi Terus Merangkak Naik
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi bulan Mei 2022 mencapai 0,40% atau 3,5% secara tahunan.
Ekonom Sukor Sekuritas, Ahmad Mikail menyebutkan capaian inflasi Mei sudah sesuai proyeksi pasar di angka 3,55% dimana inflasi disumbang sektor bahan makanan dan transportasi. Mikail juga menyoroti dampak imported inflation dari sektor pangan seiring dengan naiknya harga komoditas pangan global sehingga ongkos produksi pangan naik. Diperkirakan kenaikan permintaan yang tidak diikuti oleh naiknya produksi bisa mendorong berlanjutnya lonjakan inflasi.
Seperti apa ekonom melihat catatan inflasi RI? Selengkapnya simak dialog Dian Mirza dengan Ekonom Sukor Sekuritas, Ahmad Mikail dalam Profit ,CNBCIndonesia
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Inflasi Mei 2022 Capai 0,40 Persen, Harga Pangan Pemicu Utama |Republika OnlineKomoditas yang paling menyumbang inflasi selama Mei yakni telur ayam ras.
Baca lebih lajut »
Imbas Lonjakan Harga Komponen, Harga Alat Berat Naik 5-15%Imbas Lonjakan Harga Bahan Baku, Harga Alat Berat Naik 5-15%
Baca lebih lajut »
Inflasi Mei 2022 0,40%, Tiket Pesawat hingga Harga Bawang PemicunyaBPS mencatat terjadi inflasi di Mei 2022 secara month to month (mtm) mencapai 0,40%. Didorong oleh tarif angkutan udara hingga harga telur dan bawang.
Baca lebih lajut »
Kenaikan inflasi dan pajak di Arab Saudi penyebab biaya haji 2022 naikAsosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) menyampaikan kenaikan inflasi dan pajak di Arab Saudi menjadi penyebab biaya haji ...
Baca lebih lajut »
[FULL] Harga Pangan Melonjak, Beban Rakyat Makin Berat | IBF - tvOneSebulan pasca lebaran harga pangan masih tinggi. Harga cabe merah, bawang merah hingga telur ayam. Dampaknya, daya beli masyarakat tertekan. - tvOne
Baca lebih lajut »
BPS: Harga Pangan dan Energi Dunia Terus Melonjak |Republika OnlinePer April, harga gandum di bulan April mencapai 495,3 dolar AS per metrik ton.
Baca lebih lajut »