Harga minyak turun hampir 4 persen pada hari Rabu, memperpanjang penurunan tajam sesi sebelumnya
Liputan6.com, Jakarta . Bahkan setelah sebuah laporan menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diharapkan, karena kekhawatiran resesi tumbuh untuk ekonomi terbesar dunia itu.
Data Administrasi Informasi Energi menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu sebesar 5,1 juta barel menjadi 460,9 juta barel membantu membatasi penurunan harga, jauh melebihi perkiraan analis penurunan 1,5 juta dalam jajak pendapat Reuters. Perkiraan aktivitas kilang yang lebih tinggi, tetapi ekspor minyak mentah yang lebih rendah, akan terus mendorong dan menarik selama berminggu-minggu.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Rabu bahwa OPEC+ tetap menjadi alat koordinasi yang efisien.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pasokan minyak mentah AS turun, data minyak bumi lainnya beragamInput kilang minyak mentah AS rata-rata mencapai 15,8 juta barel per hari selama pekan yang berakhir 21 April, 11.000 barel per hari lebih rendah dari ...
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Dunia Bangkit Jelang Liburan, Bakal Tahan Lama?Harga minyak mentah mulai kembali membaik
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Anjlok Tertekan Kekhawatiran Resesi GlobalHarga minyak dunia anjlok lebih dari dua persen pada penutupan perdagangan Selasa (25/4/2023) karena kekhawatiran atas resesi dan dolar yang lebih kuat.
Baca lebih lajut »
Meski Stok AS Turun, Harga Minyak Anjlok karena Kekhawatiran ResesiHarga minyak turun hampir 4% memperpanjang penurunan tajam hari sebelumnya, meski laporan menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Dunia Turun 2 Persen Imbas Kekhawatiran Ekonomi dan Penguatan Dolar ASHarga minyak mentah Brent turun USD 1,96 atau 2,4 persen menjadi USD 80,77 per barel. Sedangkan harga minyak mentah antara West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,69 atau 2,2 persen menjadi USD 77,07.
Baca lebih lajut »