Harga emas naik pada perdagangan hari Jumat
Liputan6.com, Jakarta - karena kenaikan kasus virus corona yang menyebabkan kekhawatiran gelombang kedua pandemi yang dapat memaksa pemerintah untuk menerapkan lockdown baru.
Lebih dari 8,38 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus corona baru. Awal pekan ini sekitar 400 pekerja di sebuah rumah pemotongan hewan di Jerman utara melakukan tes untuk virus tersebut, dan Cina pada hari Jumat melaporkan 32 kasus baru virus. 2 dari 3 halamanPrediksi Harga EmasSejauh tahun ini, harga emas telah naik sekitar 15 persen, didukung oleh permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi dan jumlah dukungan fiskal dan moneter pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Naik Rp 5.000, Harga Emas Antam Balik ke Rp 900 Ribu per GramPada perdagangan sebelumnya, harga emas Antam berada di posisi Rp 895 ribu per gram.
Baca lebih lajut »
Khawatir Gelombang II Corona, Harga Emas Naik Jadi Rp900 RibuHarga emas Antam menguat ke posisi Rp900 ribu per gram pada perdagangan Kamis (18/6). Harga emas menguat karena kekhawatiran gelombang kedua corona.
Baca lebih lajut »
Harga Emas Antam Turun Lagi di Tengah Kilau Emas DuniaHarga emas PT. Aneka Tambang Tbk (Antam) melanjutkan tren pelemahan hingga perdagangan, Jumat (19/6/2020) yang diikuti juga...
Baca lebih lajut »
Harga Emas Turun TipisKontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melemah US$0,9 atau 0,05%, menjadi ditutup pada US$1.735,60 per ounce.
Baca lebih lajut »
Ancaman Gelombang Kedua COVID-19 Bikin Harga Emas Nanjak LagiKetidakpastian pemulihan pandemi COVID-19 berpotensi membuat harga emas terus menanjak. Begini pantauannya kini: HargaEmas via detikfinance
Baca lebih lajut »
Harga Emas Turun karena Data Klaim PengangguranKontrak emas paling aktif pengiriman Agustus melemah US$ 4,5 atau 0,26 persen, menjadi US$ 1.731,10 per ounce.
Baca lebih lajut »