Buya Hamka menempuh pendidikan di sebuah lembaga modern pertama, Thawalib
REPUBLIKA.CO.ID, -- Ketika membaca sosok Buya Hamka, maka yang terlintas dalam pikiran publik adalah, berbagai karyanya yang spektakuler. Mulai dari Tafsir al Azhar hingga Karya Novelnya yang memukau. Seperti"Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck","Di Bawah Lindungan Kabah","Ayah" dan sebagainya.
Sebuah kota yang sangat terkenal sebagai kota lahir dan berkembangnya tokoh-tokoh pergerakan dan pembaharuan Islam. Sebut saja yang sangat dikenal saat itu, 3 tokoh utamanya, Haji Zainudin Labai el Yunusie, Haji Abdullah Ahmad, serta Haji Abdul Karim Amrullah atau yang dikenal dengan panggilan inyiak rasul.
Menurut Hamidin R Endah, dalam tesisnya"Thawalib Padang Panjang, dan Pembaharuan Pendidikan Islam", melalui organisasi inilah kemudian melahirkan Perguruan Thawalib Padang Panjang. Jika sebelumnya , pengajaran hanya banyak difokuskan pada kemampuan membaca kitab-kitab berbahasa arab, namun pada saat model madrasah, kemampuan santri di kembangkan dalam berbagai pengetahuan, mulai dari pengetahuan agama, pengetahuan umum, teknik berdebat, pidato, menulis, dan cara-cara mengemukakan pendapat, hingga mendirikan perpustakaan serta menerbitkan sebuah media pembelajaran yang dinamai majalah Al Munir.