Mahfud MD menjelaskan, pemerintah terombang-ambing di tengah perbedaan tapi dituntut untuk membuat keputusan.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengakui pemerintah pusing menghadapi Covid-19. 'Alhamdulillah pusing dalam pengertian terlalu banyak alternatif kebijakan yang satu sama lain tidak sinkron,' katanya saat menjadi bintang tamu Podcast Deddy Corbuzier yang tayang di kanal Youtubenya, Senin, 18 Mei 2020. Ia menuturkan, tuntutan masyarakat yang berbeda agar pemerintah membuat satu keputusan dalam menangani Corona itu.
Subekti Mahfud mengakui, ia merasa menjadi korban dari kesalahan interpretasi ini. Tapi ia tidak terlalu mempersoalkan. Ia memberikan contoh soal relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. 'Ramai serangan dari mana saja, tapi sekarang di berbagai dunia sudah mengusulkan relaksasi PSBB,' katanya. Istilah relaksasi PSBB itu diakui Mahfud ide dari dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Moeldoko: Pemerintah Sulit Atasi Corona tanpa Bantuan Warga |Republika OnlineMoeldoko mengapresiasi semua gerakan masyarakat untuk terlibat aktif hadapi Corona.
Baca lebih lajut »
Hadapi Pandemi Corona, Indro Warkop: Kita Kehilangan NasionalismeIndro Warkop sedih akui bahwa masyarakat Indonesia kehilangan nasionalisme saat menghadapi pandemi virus corona. Semua memikirkan diri masing-masing
Baca lebih lajut »
Jokowi di Konser Amal Virtual Corona: Tunjukkan Dunia Kita Mampu Hadapi PandemiPresiden Joko Widodo (Jokowi) membuka konser 'Bersatu Lawan Corona'. Lewat video, Jokowi mengajak bangsa ini kuat menghadapi pandemi.
Baca lebih lajut »
Lebaran di Rumah aja? Ini Rekomendasi Padu Padan Pakaian Biar Kamu Tetap Tampil KeceLebaran kali ini agak berbeda karena akan kita jalani DiRumahAja. Tapi, itu bukan berarti kita gak boleh tampil memukau saat hari spesial ini.
Baca lebih lajut »
Eijkman Ungkap 5 Fase Klinis Pasien Covid-19 hingga TewasIlmuwan Eijkman menyatakan ada 5 perjalanan klinis pasien virus corona Covid-19 yang memiliki ciri yang berbeda-beda hingga sebabkan kematian.
Baca lebih lajut »