Gunung Anak Krakatau Meletus 7 Kali, Ketinggian Mencapai 3.000 Meter GunungAnakKrakatau
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat letusan tujuh kali dari kawah tersebut memiliki ketinggian bervariasi mulai dari 500 hingga 3.000 meter.
Adapun sebanyak tujuh kali letusan itu disertai gempa yang terekam melalui seismogram dengan amplitudo 29 sampai 75 milimeter dan lama gempa 25 hingga 802 detik. Selain itu, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 49 milimeter, S-P 4,1 detik dan lama gempa 42 detik, gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-51 milimeter, tetapi yang mendominasi 10 milimeter.Baca Juga:PVMBG merekomendasi masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.
Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusan berkisar 1-6 tahun.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Gunung Anak Krakatau meletus tujuh kaliPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya letusan tujuh kali dari kawah Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, ...
Baca lebih lajut »
Gunung Anak Krakatau Meletus, Semburkan Kolom Abu Setinggi 1 KmGunung Anak Krakatau di Selat Sunda kembali mengalami meletus atau erupsi pada Kamis (8/6/2023). Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1 km di atas puncak. Sindonews news .
Baca lebih lajut »
Tak Ada Dentuman, Gunung Anak Krakatau Meletus Semburkan Abu Setinggi 3 KMPVMBG merekam aktivitas erupsi berupa semburan abu setinggi tiga kilometer pada Jumat (9/6/2023) pagi.Tak Ada Dentuman, Gunung Anak Krakatau Erupsi Semburkan Abu Setinggi 3 KM
Baca lebih lajut »
Gunung Anak Krakatau semburkan abu setinggi tiga kilometerPVMBG melaporkan adanya aktivitas erupsi berupa lontaran abu setinggi tiga kilometer yang keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau pada pukul 08.46 WIB dan tidak terdengar suara dentuman.
Baca lebih lajut »