Ahmad Maulana (9), anak yang menderita gizi buruk di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, meninggal dunia pada Sabtu (25/1/2025). Maulana sempat dirawat di RSUD Tanggerang selama 23 hari sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
JAKARTA, KOMPAS - Anak yang menderita gizi buruk di Parung Panjang, Kabupaten Bogor , Ahmad Maulana , meninggal dunia pada Sabtu . Sebelum meninggal, Maulana sempat dirawat di Rumah sakit Umum Daerah atau RSUD Tanggerang selama 23 hari.
"Baru mendapatkan penanganan medis setelah Maulana berusia 7 tahun. Tahun 2023 baru dijenguk pemerintah daerah. Saat itu dibawakan susu. Untuk pengobatan rutin Maulana, saya pakai BPJS," ujar Jaenudin, saat dihubungi, Minggu sore. Sebelum meninggal, Maulana sempat dirawat di RSUD Tanggerang selama 23 hari. Saat dirawat, kondisi Maulana sempat membaik, sebelum akhirnya kembali drop.Data dari Dinas Kesehatan mencatat, angka gizi buruk di Kabupaten Bogor mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, terdapat 263 anak di Kabupaten Bogor yang mengalami gizi buruk. Sedangkan pada tahun 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mencatat ada 434 anak mengalami gizi buruk.
Dalam upaya tersebut, penting untuk memperkuat pemantauan kesehatan ibu dan anak, serta memberikan edukasi gizi dan pola asuh melalui posyandu dan puskesmas. Ayah Ahmad Maulana, yakni Jaenudin menuturkan, Maulana meninggal dunia pada Sabtu pukul 13.27 WIB. Berat badan terakhir Maulana sebelum menghembuskan napas terakhir hanya 8,5 kilogram untuk anak berusia 9 tahun. Sedangkan tingginya 90 sentimeter.
Adapun selama hidup, Maulana hanya mengonsumsi susu dan bubur. Sejak lahir, Maulana pun hanya bisa berbaring. Anak keduanya itu hanya bisa menangis jika merasakan lapar atau haus.Para ibu-ibu mendatangi Posyandu di RW 05 Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur saat berkunjung untuk pemeriksaan rutin anak-anak mereka, Selasa .
GIZI BURUK ANAK BOGOR KEMATIAN POSYANDU KHAYATI
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Anak dengan Gizi Buruk di Parung Panjang Itu Telah BerpulangSebelum meninggal, Ahmad Maulana (9) sempat dirawat di RSUD Tanggerang selama 23 hari.
Baca lebih lajut »
Warganet Keluhkan Makan Bergizi Gratis Tak Penuhi Standar Gizi, Ini Kata BGN dan Ahli GiziKetua BGN dan ahli gizi buka suara soal menu makan bergizi gratis (MBG) yang dikeluhkan oleh warganet karena dianggap tidak memenuhi standar gizi.
Baca lebih lajut »
Juru Bicasa Sebut Program Makan Bergizi Gratis Buat Ibu Hamil Dibagikan Seminggu SekaliAhli Gizi SPPG memastikan angka kecukupan gizi dari menu yang disajikan sesuai petunjuk teknis.
Baca lebih lajut »
Bermanfaat Jangka Panjang, Program MBG Perlu Didukung dan DikawalProgram MBG dinilai bisa meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu dan mengatasi masalah gizi buruk dan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang
Baca lebih lajut »
Ahli Gizi BGN: Kalori Makan Bergizi Gratis ibu hamil sesuai trimesterAhli Gizi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Badan Gizi Nasional (BGN) di Ciracas, Jakarta Timur, Wiwit Suastika menyatakan bahwa kalori dalam Makan ...
Baca lebih lajut »
Protein untuk Anak: Ada Banyak Alternatif Selain SusuDokter gizi Luciana B. Sutanto menekankan pentingnya pemahaman masyarakat tentang keberagaman sumber protein yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Ia menjelaskan bahwa protein sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, pembentukan otot, serta sistem imun. Susu sering dianggap sebagai sumber protein utama, tetapi terdapat banyak alternatif lain seperti telur, ikan, ayam, kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Masing-masing sumber protein memiliki kandungan gizi yang berbeda, sehingga penting untuk memperhatikan jumlah dan jenis protein yang dipilih agar kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan optimal.
Baca lebih lajut »