Industri musik K-pop yang sedang naik daun mengalami penurunan dalam popularitasnya pada tahun 2024. Faktor-faktor seperti vakums grup global terkemuka, pergeseran kebutuhan penggemar, dan krisis internal di industri mulai terasa. Penjualan album, baik secara domestik maupun ekspor, menunjukkan tren menurun yang membahayakan masa depan K-pop.
Gairah industri musik K-pop lesu pada 2024. Tak hanya di luar negeri, penggemar lokal juga mengurangi pembelian album. Industri K-pop mendunia dengan luar biasa cepat sejak era Pandemi Covid-19. Melejitnya popularitas grup BTS dan Blackpink menjadi salah satu pemicu kencangnya arus K-Pop di belantara musik dunia. Pertumbuhan K-pop yang sebelumnya tak terbendung kini menunjukkan tanda-tanda kemunduran.
Menurut sejumlah analis, hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya grup-grup global yang dominan yang dapat mempertahankan popularitas genre ini. Seperti diketahui, BTS saat ini tengah vakum karena ketujuh personelnya menjalani wajib militer. Sementara itu, empat personel Blackpink lebih sibuk menjalani aktivitas pribadi atau mengeluarkan solo album. Faktor lainnya adalah pergeseran kebutuhan penggemar serta krisis yang sedang berlangsung di industri K-Pop. Termasuk di dalamnya adalah kontroversi dan sengketa panjang dan terbuka antara label ADOR dari HYBE dengan artisnya, serta munculnya isu-isu tentang eksploitasi artis dan praktik bisnis yang tidak etis. Para ahli menegaskan bahwa munculnya grup besar baru sangat penting untuk stabilitas jangka panjang dan kesuksesan K-Pop dalam belantara musik dunia. Tujuh dari 10 album terlaris di Amerika Serikat (AS) memang masih dikuasai penyanyi K-Pop, seperti Stray Kids hingga Enhyphen. Tetapi, tren ini menunjukkan potensi penurunan ke depan jika tidak ada inisiatif untuk merevitalisasi industri K-pop.Ekspor album K-Pop Stagnan, Penjualan Domestik Jeblok Data dari Korea Customs Service menunjukkan ekspor album fisik K-pop pada 2024 bernilai KRW 423, 8 miliar pada 2024. Nilai tersebut setara dengan US$ 291,8 juta atau Rp 4,81 triliun (US$KRW1=Rp 11,35). Angka ini hanya naik 0,55% dibandingkan 2023. Bandingkan kenaikannya pada 2023 yang menembus 45% lebih. Angka pertumbuhan ini juga jauh dibandingkan rata-rata tujuh tahun terakhir di kisaran 37%. Secara kolektif, tiga pasar utama yakni Jepang, AS, dan China, menyumbang 72,8% dari seluruh ekspor album K-Pop pada 2024. Jepang, pasar musik terbesar kedua di dunia, adalah pengimpor terbesar album K-Pop pada 2024, dengan nilai US$ 89,8 juta. Amerika Serikat adalah tujuan ekspor terbesar kedua untuk album K-Pop, dengan US$ 60,29 juta pendapatan. China, pengimpor ketiga terbesar album K-Pop pada 2024, menghasilkan US$ 59,79 juta pendapatan dari ekspor K-Pop tahun lalu. Menurut data terbaru dari Korea Customs Service, ekspor album K-Pop ke China melonjak 76,4% pada 2024 sementara ekspor album ke Jepang turun 24,7%. Setelah sembilan tahun berturut-turut mengalami pertumbuhan, penjualan kumulatif untuk 400 album teratas di Korea Selatan pada 2024 turun lebih dari 19% dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut data terbaru yang diterbitkan oleh Circle Chart Korea Selatan, 2024 merupakan tahun pertama sejak 2014 bahwa penjualan album menurun di pasar Korea Selatan. Circle, yang melacak penjualan domestik di Korea Selatan, dikelola oleh Korea Music Content Association. Dalam Annual Chart Review-nya, monitor chart melaporkan bahwa sebanyak 93,3 juta album fisik terjual di Korea Selatan pada 2024. Angka tersebut jeblok 19% dibandingkan dengan 115,7 juta pada 2023. Tahun 2023 merupakan tahun pertama dan sejauh ini satu-satunya di mana penjualan album melebihi angka 100 juta di pasar tersebut. Dilansir dari Korea Times dengan mengutip data dari Circle Chart, jumlah artis domestik yang berhasil mencapai lebih dari 3 juta penjualan album per tahun di Korea Selatan turun dari 11 pada 2023 menjadi hanya tujuh pada 2024
K-Pop Industri Musik Penjualan Album BTS Blackpink Krisis Industri Ekspor Jepang Amerika Serikat China
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Penjualan Chery di Indonesia Melonjak 118% pada 2024Sales Indonesia (CSI) mencatatkan lonjakan penjualan yang signifikan, hingga 118 persen pada 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Ketiga model EV yang dihadirkan, yaitu Omoda E5, Tiggo 8, dan J6, mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia. Strategi pemasaran yang baik, jaringan purnajual yang berkembang, serta pembukaan 19 dealer menjadi 43 dealer pada 2024 juga berkontribusi pada kesuksesan ini.
Baca lebih lajut »
Omoda E5 Dominasi Penjualan Chery Selama 2024, Tipe Termahal Paling LakuPT Chery Sales Indonesia (CSI) meraih penjualan yang cukup signifikan, untuk mobil listrik Omoda E5
Baca lebih lajut »
Penjualan OBAT Lampaui Target, Prediksi Pendapatan Naik 125 Persen pada 2024Direktur Utama PT Brigit Biofarmaka Teknologi, Is Heriyanto mengatakan, mayoritas kontribusi pendapatan berasal dari layanan maklon suplemen herbal.
Baca lebih lajut »
Chelsea Jendela Transfer Musim Dingin 2024/2025: Fokus pada Perbaikan Lini Belakang dan Penjualan PemainChelsea melakukan beberapa perubahan dalam daftar pemain mereka di jendela transfer musim dingin 2024/2025. Fokus utama adalah memperkuat lini belakang dengan memanggil kembali Trevoh Chalobah dan mengamankan Mathis Amougou sebagai prospek jangka panjang.
Baca lebih lajut »
Penjualan Rumah Merosot di Triwulan IV 2024, Ini Biang KeroknyaPenjualan rumah primer triwulan IV 2024 turun, terutama tipe kecil dan menengah. Namun, harga rumah mengalami pertumbuhan, dengan Surabaya tertinggi.
Baca lebih lajut »
Penjualan Mobil di Indonesia Merosot pada 2024Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Total penjualan dari pabrikan ke diler (wholesale) mencapai 865.723 unit, turun 13,9% dari 1.005.802 unit pada 2023. Penjualan dari diler ke konsumen (retail sales) juga anjlok 10,9% menjadi 889.680 unit dari 998.059 unit pada 2023.
Baca lebih lajut »