Faktor-faktor yang Mempengaruhi Batu Empedu pada Wanita TempoGaya
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit batu empedu dapat menghampiri siapa saja dengan berbagai penyebab. Namun, wanita disebutkan lebih rentan mengalaminya.Empedu merupakan cairan pencernaan yang dibuat oleh hati dan disimpan di kantong empedu yang membantu dalam pencernaan, penyerapan, ekskresi, metabolisme hormon, dan fungsi lainnya. Letaknya di perut bagian kanan, tepat di bawah hati.Masalah dapat terjadi pada kantong tersebut bila ada sesuatu yang menghalangi saluran empedu, seperti batu empedu.
Hasil penelitian menunjukkan wanita antara usia 20-60 tahun tiga kali lebih mungkin untuk mengidap batu empedu daripada pria. Sebab wanita memiliki estrogen ekstra dalam tubuh yang berhubungan dengan kehamilan.Selain itu, dikutip dari nhs.uk, perempuan yang memiliki anak, mengonsumsipil KB, atau sedang menjalani terapi estrogen dosis tinggi juga lebih tinggi tingkat kemungkinan mengalami batu empedu.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menurut Menkes, Ada 3 Faktor Harus Dipenuhi Sebelum Transisi Menuju EndemiMenurut Menkes Budi Gunadi, ketiga faktor itu harus dapat dipenuhi selama tiga bulan berturut-turut.
Baca lebih lajut »
Misteri kepunahan hiu purba megalodon tiga juta tahun lalu terungkap - BBC News IndonesiaPersaingan mencari mangsa antara megalodon dengan hiu putih besar ditenggarai menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hiu purba itu punah sekitar 3 juta tahun yang lalu.
Baca lebih lajut »
Celtics Waspadai Kebangkitan WarriorsFaktor pengalaman antara kedua tim diperkirakan bakal turut berperan menentukan hasilnya
Baca lebih lajut »
Menurut Menkes, Ada 3 Faktor Harus Dipenuhi Sebelum Transisi Menuju EndemiMenurut Menkes Budi Gunadi, ketiga faktor itu harus dapat dipenuhi selama tiga bulan berturut-turut.
Baca lebih lajut »
Studi: Polusi Sebabkan 9 Juta Kematian Prematur pada 2019Faktor risiko polusi modern dicatat berkaitan dengan kematian prematur yang jumlahnya naik 7 persen dibandingkan 2015, atau 66 persen daripada 2000.
Baca lebih lajut »